AUI-Chapter Dua Puluh

557 28 38
                                    

Assalamualaikum, halo.

Jangan lupa Vote dan komen
Kalau ada typo dan kesalahan tolong di koreksi yaa..

HAPPY READING!!

gak usah pakai foto kaya biasanya🙏
••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••

Iaesha mengeryitkan dahinya lalu berkekeh kecil mendengar ucapan Arfathan, entah mengapa ada rasa aneh yang datang ketika Arfathan mengucapkan itu.

Iaesha dan Arfathan kembali mengobrol kecil, obrolan berhenti ketika melihat seorang laki-laki beralan didepannya dan Arfathan melihat dompetnya terjatuh. Arfathan berjongkok lalu mengambil dompet itu.

"Mas, dompetnya jatuh," Tegur Arfathan dengan sedikit keras.

Laki-laki pemilik dompet itu merasa terpanggil lalu membalikkan badannya, lalu menunjuk dirinya sendiri.

"Saya?" Tanya Laki-laki itu memastikan.

Arfathan menganguk, lalu berjalan menuju laki-laki itu.

Iaesha yang melihat Arfathan itu pun tersenyum, Sepertinya papa gak salah menjodohkan aku sama Irkan_Batin Iaesha.

Iaesha tersenyum ketika Arfathan berjalan menuju dirinya, Iaesha menganguk, "Ma sya Allah, Irkan," Puji Iaesha.

Arfathan tersenyum lalu menatap mata Iaesha,"Kamu juga Ma sya Allah," Arfathan berkekeh lalu mengelus kepala Iaesha yang terbalut hijab.

Iaesha ingin tersenyum. Namun, suara seseorang membuat niatnya tersenyum menjadi gagal.

"Ini, Mas, mbak. Martabaknya."

Arfathan yang semula menatap Iaesha menjadi menatap seseorang yang berbicara.

"Baik," Arfathan menyerahkan uang kepadanya "Terima kasih banyak."

Arfathan mengajak Iaesha pergi meninggalkan menjual yang menatap uang yang diberikan Arfathan.

"Ya Allah, banyak banget. Terima kasih," Ucap penjual itu dengan senyum tidak percaya.

•✧ω✧•

Iaesha sedang memakan martabaknya dimeja makan ditemani oleh Ira, dan Arfathan. Sedangkan Ahmad ada urusannya sebentar, katanya.

"Umi bakal ke solo lagi kalau gitu," Ucap Ira setelah menelan martabak.

"Tapi Iaesha gak bisa ikut, Umi. Kuliah gak bisa ditinggal, lagi," Sahut Iaesha dengan nada sedih.

Ira menganguk mengerti,"Ya sudah tidak apa-apa," Jawabnya.

"Besok bantuin Umi belanja bisa gak, Sha?" Tanya Ira.

Iaesha berdehem,"Kalau pagi Iaesha bisa, Mi,", Balas Iaesha.

Ira mengelus pundak Iaesha,"Kalau gak bisa bilang aja, ya. gapapa."

Iaesha tersenyum,"In sya Allah Iaesha bisa, Mi."

Ira menatap Arfathan,"Ajak Istri mu istirahat, Than. Iaesha pasti lelah," Titah Ira kepada Arfathan.

Arfathan menganguk,"Ayo kita tidur, Echa," Ajak Arfathan.

Ira tidak bisa menahan senyumnya, lalu mengelus kepala Iaesha,"Jangan tidur terlalu malam, istirahat yang cukup," Iaesha menganguk sebagai jawabannya.

Ira berdiri dari duduknya,"Umi kekamar duluan," Setelah mendapat balasan oleh Iaesha dan Arfathan Ira melangkah untuk pergi kekamarnya.

Kini, hanya Iaesha dan Arfathan yang berada diruang makan, Iaesha kembali memasukkan martabak kedalam mulutnya.

A UNTUK I Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang