AUI-Chapter Enam Belas

588 38 44
                                    

Bismillahirrahmanirrahim..
Assalamualaikum!

apa kabar? semoga selalu baik dan kalian selalu berada didalam lindungan Allah yaa!

Jangan lupa Vote and komennya, semakin banyak vote dan komen semakin cepet aku Up nya!!

Maaf kalau ada typo, dan kesalahan penulisan dan lain-lain. Tolong dikoreksi jika ada yaa

Selamat Baca semua!!

Iaesha turun dari mobil Arfathan ia mengedarkan pandangannya kearah sekitar, melihat-lihat sekitar lingkungan pesantren

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Iaesha turun dari mobil Arfathan ia mengedarkan pandangannya kearah sekitar, melihat-lihat sekitar lingkungan pesantren. Ya, pesantren Al-Fatah.

Pesantren Al-Fatah adalah Pesantren milik Ahmad, Pesantren Al-Fatah adalah salah satu pesantren terbesar disana. Bahkan, muridnya tidak sedikit.

Iaesha menatap takjub kearah pesantren, lalu matanya tak sengaja menatap dua orang perempuan berpakaian tertutup yang sedang berjalan.

Ya kali Gus gak pernah suka sama salah satu orang disini, mustahil, Batin Iaesha.

"Ayo, Sha," Ajak Arfathan.

Iaesha menganguk lalu mereka berjalan beriringan, Entah mengapa jantung Iaesha berdegup kencang.

Arfathan yang melihat Iaesha terlihat gugup itu pun berkekeh,"Tidak apa-apa," Ucap Arfathan menenangkan.

Iaesha tersenyum seraya mengangguk.

Arfathan tersenyum ketika melihat Uminya-Ira sudah menunggu mereka. Ira yang melihat Arfathan dan Iaesha itu tersenyum senang.

"Assalamualaikum, Umi," Ucap Arfathan dan Iaesha bersamaan.

Arfathan dan Iaesha mencium tangan Ira, Ira memeluk Iaesha dan Iaesha membalas pelukan Ira.

"Ayo masuk," Ira membawa Iaesha masuk ke ndalem dengan tangan Iaesha yang digenggam Ira meninggalkan Arfathan.

Arfathan yang melihat itu tersenyum tipis lalu mengikuti Umi dan Istrinya itu.

Ira membawa Iaesha untuk duduk, Ira berjalan menuju dapur.

Iaesha melihat-lihat sekitar ndalem, sangat rapi. Iaesha menengok kearah Arfathan yang baru saja masuk, mereka saling bertatapan beberapa detik.

Arfathan melangkah untuk lebih dekat dengan Iaesha dan duduk disebelah Iaesha.

"Saya ingin sesuatu, boleh?" Celetuk Arfathan, bertanya.

Iaesha yang penasaran pun menganguk memperbolehkan.

"Ganti panggilan kamu ke saya," Ucap Arfathan.

"Kenapa?" Tanya Iaesha.

"Karena banyak yang memanggil saya dengan sebutan Gus."

Iaesha berdehem,"Terus Gus mau dipanggil apa?"

Iaesha semakin bingung ketika melihat Arfathan yang tersenyum.

A UNTUK I Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang