AUI-Chapter Delapan

706 67 25
                                    

Bismillahirrahmanirrahim..

assalamualaikum, halo aku membawa chapter Delapan cerita ini.

JADI KAN KADANG DI DIALOG ITU ADA KETERANGAN YA CONTOHNYA GINI "..." UCAP ..

NAH BIASANYA YANG BELAKANG ATAU TITIK-TITIK ITU AKU ISI GUS ARFATHAN KAN, AKU GAK BAKAL KASIH KATA 'GUS' ITU JADI HANYA ARFATHAN. BEGITU SEMOGA NGERTI🙏.

kalau ada typo silahkan di koreksi dan jika ada penyampaian yang salah tolong tegur aku dengan bahasa yang baik nanti aku ganti

Selamat baca

••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••

"Ngapain kamu, Iaesha?"

Mendengar suara seseorang itu Iaesha menegang saat itu juga, Iaesha berdoa dalam hati semoga dirinya tidak di marahin.

Terdengar langkah kaki yang semakin mendekat ke arahnya, ekor matanya melirik ke arah Seseorang yang baru saja bertanya kepadanya.

Ternyata Issam.

"Hei, Papa bertanya, Iaesha."

Iaesha mencoba membalikkan badannya hingga saat ini berhadapan dengan Issam,"Makan mie, Pa" Jawab Iaesha pelan.

Issam menghela nafas mendengar suara Iaesha yang pelan, seperti takut kepadanya. Issam tersenyum.

"Kamu ternyata lapar? ya sudah, tapi jangan makan mie terlalu banyak," Ucap Issam.

Iaesha menganguk, ternyata respon Issam sebaliknya dari yang dia pikirkan.

Issam mengelus kepala Iaesha,"Papa lanjut tidur, ya?"

Iaesha terkesiap, hanya mengangguk kembali sebagai respon.

Issam melangkah untuk pergi dari Dapur meninggalkan Iaesha yang masih mematung.

Namun tanpa Iaesha sadari Issam sedari tadi menahan air mata yang sedari tadi ia tahan.

Iaesha tersadar dan melanjutkan pekerjaannya yang sempat tertunda dengan pikiran yang mengganjal, Apakah Issam tidak marah?

Iaesha menggedikkan bahunya lalu memilih untuk tidak memikirkannya.

•✧ω✧•

Tring Tring Tring

suara alarm berbunyi yang berasal dari sebuah jam milik seorang gadis yang sudah memiliki suami itu.

Iaesha mengerjapkan matanya, mencoba untuk membuka matanya dengan sempurna, Iaesha berdoa, selesai berdoa Iaesha menengok ke arah jam yang masih berbunyi dengan mata menyipit.

A UNTUK I Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang