AUI-Chapter Dua Puluh Satu

484 23 23
                                    

Assalamualaikum, halo.

Jangan lupa Vote dan komen
Kalau ada typo dan kesalahan tolong di koreksi yaa..

HAPPY READING!!

••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••

Ketika Iaesha turun dari mobil tepat di depan ndalem, handphone Iaesha berdering yang menandakan ada telepon masuk. Iaesha melihat nama yang tertera dilayar handphone, ternyata Arfathan.

Iaesha pun mengangkatnya dan menempelkan handphonenya ditelinganya, dan mengucapkan salam.

"Assalamualaikum?"

"..."

"Aku udah didepan ndalem, baru mau masuk."

"..."

"Iya-Iya." Iaesha menjauhkan Handphonenya ketika panggilan sudah terputus.

Iaesha menengok kearah Ira yang ada disebelahnya,"Umi, Iaesha masuk duluan, ya," izin Iaesha kepada Ira.

"Eh, iya Iaesha. istirahat kamu pasti capek, terima kasih ya," jawab Ira.

Iaesha sedikit menundukkan kepalanya,"Iya, Umi. Sama-sama." Setelah diizinkan Ira, Iaesha pun masuk kedalam ndalem dan menuju kamar yang ia dan Arfathan tempati.

Iaesha membuka pintu dan terlihatlah Arfathan yang sedang duduk di atas kasur, Iaesha melangkah semakin masuk.

"Irkan?"

Arfathan menengok lalu memperlihatkan senyum tipisnya, Arfathan berdiri dari duduknya lalu berjalan pelan menuju Iaesha dan berdiri. Tanpa waktu yang lama Arfathan memeluk Iaesha.

Iaesha tersentak kaget mendapatkan pelukan Arfathan yang mendadak. Ia tidak menolak dan tidak pula membalas pelukannya.

Mereka seperti ini untuk beberapa menit, hingga Arfathan melepaskan pelukannya dan menatap wajah cantik Iaesha. Iaesha yang melihat itu pun dibuat bingung.

"Kamu kenapa?" tanya Iaesha terulur untuk memegang kening Arfathan, mengecek suhu panasnya. Namun, Iaesha tidak merasakan ada hawa panas.

Arfathan menggeleng lalu berdiri tegak dan menampilkan raut wajah biasa saja seperti tidak terjadi apa-apa.

Iaesha menghela nafas panjang,"Ya udah kalau gak apa-apa, aku mau siap-siap kuliah." Arfathan yang paham pun menyingkir dari hadapan Iaesha.

Arfathan tidak bergerak dari posisinya saat ini. Namun, tatapannya terus mengarah kearah kemana dan apapun Iaesha lakukan. Seperti melihat Iaesha yang sedang mengatur hijabnya dengan jarum pentul dan sebagainya.

Iaesha yang sudah selesai itu pun menghadap kearah Arfathan. Sekarang, Iaesha dan Arfathan saling berhadap-hadapan walau tidak terlalu dekat, tatapan mata mereka saling bertemu dan terkunci untuk beberapa saat.

"Sudah?" tanya Arfathan kepada Iaesha, Iaesha mengangukkan kepalanya sebagai jawaban.

Arfathan mengambil tangan Iaesha dengan lembut, menggenggamnya. Iaesha tersentak kaget ketika tangannya digenggam oleh Arfathan walau ini bukan pertama kalinya. Seperti ada aliran aneh yang ada di dadanya.

Arfathan menarik tangan Iaesha dengan pelan tidak ingin menyakiti Iaesha, Iaesha mengikuti langkah Arfathan dengan pasrah membiarkan tangannya ditarik.

"Sarapan dulu, Echa," Belum mendapatkan persetujuan lawan bicaranya, Arfathan sudah menarik Iaesha ke meja makan.

Ira yang melihat tangan mereka yang saling menggenggam tanpa sadar senyumnya terbit, ada rasa lega dan bahagia yang bercampur didalam hati ketika melihatnya.

A UNTUK I Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang