AUI-Chapter Dua Puluh Tiga

545 18 17
                                    

Assalamualaikum, halo aku up.

kalau ada typo atau kesalahan tolong tandain, yaa

Happy Reading!!
•••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••

Iaesha menatap Arfathan, ia menganggukkan kepalanya. Merentangkan tangannya, dengan senang hati Arfathan memeluk Iaesha.

Kali ini Iaesha membalas pelukan Arfathan, mereka sementara seperti itu. Iaesha membiarkan Arfathan memeluknya sedangkan Arfathan terlihat tidak ingin melepaskan pelukan tersebut.

Sementara mereka tetap diposisi ini sampai Arfathan melepaskan pelukannya mereka secara perlahan lalu tersenyum.

"Terima kasih hadiahnya, Echa," ucap Arfathan yang dibalas anggukan kepala Iaesha.

"Nanti malam kamu mau ikut?" tanya Arfathan kepada Echa-nya.

Iaesha berdehem berpikir sejenak,"Ikut kemana?" Akhirnya sebelum menjawab iya atau tidaknya, Iaesha bertanya hendak kemana Arfathan mengajaknya.

"Rahasia." Iaesha mendengus sebal mendengarnya. Kenapa suaminya ini semakin lama semakin menyebalkan?

"Saya ingin bertanya, Echa."

Iaesha menengokkan kepalanya menatap Arfathan,"Boleh, tanya aja."

"Begini, saya diminta tolong untuk mengisi kajian di acara rekan saya dikampus, seorang dosen. Menurutmu, saya terima atau tidak," Arfathan menatap Iaesha yang sedang terdiam.

Iaesha menganguk,"Terserah, Irkan aja," jawab Iaesha.

Arfathan menggeleng tidak puas dengan jawaban Iaesha,"Saya bertanya, beri saya jawaban iya atau tidak." Arfathan tidak puas dengan jawaban Iaesha.

"Oke, aku pilih atau," balas Iaesha iseng.

Arfathan terdiam otaknya belum tiba-tiba tidak bisa mencerna ucapan Iaesha. Setelah beberapa detik akhirnya ia sadar. Arfathan mencubit hidung Iaesha gemas,"Jangan bercanda, saya serius." Arfathan memasang wajah seolah-olah serius.

Iaesha tertawa,"Yaudah, aku jawab iya."

"Mukanya jangan gitu, bikin takut," lanjut Iaesha lagi.

Arfathan merubah mimik wajahnya menjadi tersenyum, Iaesha ikut tersenyum melihatnya.

"Kamu harus ikut kalau begitu." Bukan pertanyaan. Namun, adalah hal yang harus Iaesha iyakan.

"Aku?" Iaesha menunjuk dirinya. "Buat apa ikut?"

Arfathan sedikit menundukkan tubuhnya hingga hingga kini wajahnya sejajar dengan wajah Iaesha.

"Kamu istri saya," jawab Arfathan, jawaban dari suaminya ini sangat kadang diluar dugaan.

"Ya sudah, iya. aku ikut aja."

Karena senang Arfathan mengelus kepala Iaesha,"Saya mandi ganti baju dulu," Arfathan menengakkan tubuhnya.

Iaesha menganguk,"Oke." Setelah mendapatkan persetujuan dari Iaesha Arfathan berbalik badan dan kakinya melangkah menuju kamar mandi.

Mata Iaesha mengamati sekitar kamar Arfathan lalu kakinya melangkah menuju sebuah meja beserta kursinya yang terletak dipojok kanan.

Iaesha membuka laci meja itu, dahinya mengerut ketika melihat sebuah foto. Tangannya mengambil foto tersebut lalu memperhatikan dua orang laki-laki yang ada difoto itu.

"Ini Irkan dan adiknya, kah?" tanya Iaesha bingung. Tatapannya mengarah ketitik dimana seorang laki-laki yang sedang merangkul bahu Arfathan.

Iaesha berdecak ketika laki-laki yang merangkul Arfathan itu menutupi setengah wajahnya dengan masker, hingga yang terlihat hanya mata, alis dan rambutnya.

A UNTUK I Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang