AUI-Chapter Empat

1K 90 40
                                        

Bismillahirrahmanirrahim..

assalamualakum,halo aku membawa chapter Empat cerita ini.

kalau ada typo silahkan di koreksi dan jika ada penyampaian yang salah tolong tegur aku dengan bahasa yang baik nanti aku ganti

Selamat baca

••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••

Deg.

Jantung Arfathan semakin berdegup kencang mendengar suara dari sang istri.

"Maa syaa Allah, Iaesha sangat cantik," Puji Ira.

Iaesha tersenyum malu mendengar ucapan Ira,"Aamiin, Alhamdulillah. terima kasih Nyai," Balas Iaesha.

Ira tertawa,"Jangan panggil nyai, panggil umi saja."

"Baik, umi," Ujar Iaesha menurut.

Ahmad berdehem sambil menepuk pundak Arfathan memberi kode.

"Bagaimana kabarmu, Iaesha?" Tanya Arfathan mencoba berbasa-basi.

Iaesha mengerjapkan matanya lalu refleks melirik Papanya yang tampak santai dengan pertanyaan Arfathan, Aneh.

"Alhamdulillah baik, gus," Jawab Iaesha sekedarnya.

Arfathan tersenyum tipis mendengarnya, dirinya tidak salah memilih percakapan-kan?

"Iaesha seharusnya kuliah bukan?" Tanya Ahmad.

Iaesha mengangguk,"Benar Kya'i."

Ahmad menganguk,"Abi dengar kamu masuk di salah satu Perguruan Tinggi terbaik ya?"

Iaesha tersenyum canggung, Abi?

Ahmad berkekeh,"Pasti kamu kaget, karena istri saya meminta kamu untuk memanggilnya Abi, maka kamu juga harus panggil saya Abi, ya."

"Iya Abi, Alhamdulillah saya bisa masuk ke perguruan tinggi terbaik," Ujar Iaesha menjawab pertanyaan Ahmad.

Arfathan juga seorang dosen, ya?" Tanya Issam kepada Gus Arfathan mengusir rasa canggung.

"Alhamdulillah, benar," Jawab Arfathan.

Iaesha semakin bingung sebenarnya ada apa ini?

"Masih muda sudah memiliki keahlian dalam mengajar itu bagus," Sahut Arlyn yang sedari tadi diam

Arfathan hanya membalas dengan anggukan lalu melirik jari tangan kiri Iaesha, terdapat cincin yang membuat Arfathan tersenyum.

"Dia memakai cincin itu,"Batin Arfathan senang.

Arlyn berdiri dari duduknya membuat Ira bertanya,"Ingin kemana Arlyn?" Tanya Ira.

Arlyn tersenyum,"Saya ingin kedapur, Ra."

A UNTUK I Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang