1

7.3K 302 1
                                    

"Ma, apakah mama gugup? mama sangat lucu saat sedang merona."

"Jangan menggoda mama mu sendiri Wooyoung."

Wooyoung tertawa kecil melihat mamanya terus saja merasa gugup sedari kemarin. Ini adalah hari yang paling membahagiakan untuk mama dan juga dirinya karena mereka akan mendapatkan keluarga baru.

Tapi ada satu hal yang membuat Wooyoung terus merasa penasaran, wajah Choi San anak dari calon ayahnya itu. Selama persiapan pernikahan, ia tak pernah sekalipun melihat San.

"Apakah San itu tak akan datang?"

"Sepertinya, kemarin mama juga mendengar obrolan mereka ditelepon. San benar-benar sangat sibuk sekarang sampai tak bisa datang."

"Tidakkah dia anak yang tak berbakti?"

"Kenapa kamu mengatakan seperti itu?"

"Karena ini hari kebahagiaan ayahnya, bukankah seharusnya San datang? meskipun sedang sibuk."

"Ya kamu benar, tapi kita tak tau apa yang San lakukan sampai dia benar-benar tak bisa datang kan."

Wooyoung mengangguk setuju, jika itu memang masalah yang sulit diselesaikan, memang cukup wajar untuknya tak datang di pesta pernikahan ayahnya.

Wooyoung tersenyum manis mengantar mamanya berjalan di altar munuju pendeta. Ia sedikit melirik pada mamanya, dia benar-benar sangat cantik seperti malaikat.

Saat Wooyoung sudah selesai mengantarkan mamanya, Wooyoung duduk dikursi paling depan. Ia ingin melihat dengan jelas momen bahagia orang yang selalu ia sayangi itu.











"Sial, apakah aku telat? aku bahkan butuh waktu hampir 1 jam untuk mencari tempat dimana ayah akan menikah."

Dan benar saja San telat, acara dimana ayahnya mengucapkan janji suci sudah selesai, sekarang hanya acara dimana orang-orang sudah mulai menikmati hidangannya.

San menghela nafasnya kasar, ia lupa menanyakan tempat dimana ayahnya akan menikah, terlebih memang San tak berpikir jika ia benar-benar bisa datang sekarang.

San mengedarkan pandangannya mencari dimana ayahnya berada, dan pandangannya terhenti saat ia melihat ayahnya sedang bersama seorang wanita dan juga seorang pria, mungkin itu anak dari calon ibunya.

San berjalan menghampiri ayahnya yang berada di area taman. Karena memang konsepnya indoor dan outdoor jadi suasananya cukup menyegarkan. Ia sungguh tak kenal satu orang pun disini.

"Ayah."

"San? kamu datang?"

"Iya ayah, saat ayah menelpon terakhir kali, aku langsung buru-buru untuk menyelesaikan masalahku disana."

San tersenyum tipis saat mendapatkan pelukan hangat dari ayahnya. Ia tak pernah melihat ayahnya sebahagia ini sejak terakhir kali mamanya meninggal.

"Ekhem."

"Ahh haha. San, kenalkan ini Nara dia yang akan menjadi mama mu, cantik bukan?"

"Tentu saja cantik, jika tidak ayah tak akan mencintai mama baruku ini bukan?"

"Hei! jangan berbicara seolah ayahmu ini hanya memandang fisiknya saja."

San tertawa kecil, ia sedikit melirik kearah pria yang ia yakini adalah anak dari mamanya ini. Bahkan San merasa jika ia terus ditatap olehnya, dia terlihat menggemaskan tapi juga cantik seperti mamanya.

STEPBROTHER : Sanwoo/WoosanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang