23

1.7K 109 4
                                        

San sudah menyelesaikan makannya, ia menghabiskan semuanya tanpa sisa karena masakan Seonghwa memang sangat enak. Ia sedikit heran karena sedari tadi Seonghwa terus menatapnya tanpa henti, bahkan ia juga tau kemana arah tatapan Seonghwa itu.

"San."

"Hm? kenapa?"

Seonghwa menarik kerah baju San, ia langsung mencium bibir San. Tak ada lumatan yang ia lakukan, hanya bibirnya saja yang menempel pada bibir San, bahkan ia yakin jika San akan mendorongnya setelah ini.

San terkejut saat Seonghwa tiba-tiba menciumnya, tapi kemudian ia mulai tersenyum tipis. San menahan dagu Seonghwa, ia sedikit memiringkan wajahnya dan mulai melumat bibir Seonghwa.

Seonghwa membulatkan matanya tak percaya saat San melumat bibirnya dan tak mendorong dirinya untuk menjauh. Dan tentu saja lumatan dari San membuat Seonghwa sedikit terbuai, ia mulai membalas lumatan yang diberikan San padanya.

San turun dari duduknya dan sedikit menunduk. San mengigit bibir bawah Seonghwa, dan menghisapnya cukup kuat, ia menekan lidahnya untuk dapat masuk kedalam mulut Seonghwa.

Seonghwa sedikit membuka mulutnya, ia mulai memeluk pinggang San. Seonghwa sudah merasakan lidah San yang langsung masuk kedalam mulutnya, lidahnya dihisap kuat oleh San sekarang.

"Mmhhh mphhh.."


San mulai menggunakan tangannya untuk masuk kedalam baju Seonghwa. Ia melilit lidah Seonghwa menariknya masuk kedalam mulutnya, San sedikit mengigit lidah Seonghwa dan terus menghisap lidah miliknya.

San meraba pinggang Seonghwa, dan ia mulai meraba keatas, menekan puting Seonghwa yang sudah sedikit mengeras disana. Lidahnya terus bermain didalam mulut Seonghwa.

"Mmphh Sanhh lephashh.."

Seonghwa mencoba mendorong tubuh San, ia sudah merasa kehabisan nafas sekarang. Ia sedikit mengerutkan dahinya saat San malah memperdalam ciumannya dan terus menghisap bibirnya.

San meringis pelan saat bibirnya tiba-tiba digigit oleh Seonghwa. Ia melepaskan ciumannya, menatap Seonghwa yang sibuk mengatur nafasnya disana. San mulai tersenyum tipis melihat rona merah dipipi Seonghwa.

"Apa kau berniat untuk membunuhku?"

"Tidak, bukankah kamu yang menciumku terlebih dahulu?"

Seonghwa mendengus pelan mendengar kekehan kecil dari San, bahkan tangannya itu masih setia menekan puting miliknya didalam sana. Seonghwa mulai menahan pergerakan tangan San.

"Berhenti bermain dengan putingku."

"Mengapa? atau kamu ingin aku menjilatnya sekarang?"

"Sial, berhentilah berkata mesum padaku."

San tertawa kecil, ia menarik keluar tangannya dari dalam baju Seonghwa. Ia merasa sedikit terangsang karena mendengar lenguhan pelan dari Seonghwa barusan, beruntung karena ia masih bisa menahannya.

"Kalau begitu aku harus pergi sekarang."

"Tak bisa tinggal lebih lama?"

"Tidak bisa sayang, besok kita masih akan bertemu."

"Hmm baiklah."

San menghela nafasnya pelan, ia melihat Seonghwa yang sepertinya tak ingin ia pergi sekarang, tapi mau bagaimana lagi, ia sudah pergi terlalu lama. San takut jika nanti Wooyoung curiga padanya dan marah.

San mengelus rambut Seonghwa, ia mencubit pelan pipinya yang masih sedikit terlihat rona merah disana, terlihat sangat menggemaskan. San mulai mengecup bibir Seonghwa dan juga pipinya.

STEPBROTHER : Sanwoo/WoosanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang