"Sanie ayo!"
"Iya sayang tunggu sebentar."
Wooyoung terdiam sejenak saat San tiba-tiba memanggilnya dengan sebutan sayang, masalahnya ini di area sekolah. Tapi San berani memanggilnya seperti itu, bahkan wajahnya sudah terasa panas sekarang.
San tersenyum tipis melihat Wooyoung yang menundukan kepalanya, ia mulai mengelus rambutnya. Sekarang sudah jam 11, sudah banyak yang datang ke sekolahnya mengingat festival tahunan ini dibuka untuk umum.
Wooyoung tersenyum manis melihat banyaknya food court disana. Festival tahun ini terasa lebih ramai dibandingkan tahun lalu, itu membuat Wooyoung menjadi lebih bersemangat. Banyak makanan yang menggoda matanya sekarang.
"Sanie, aku mau itu."
"Aku juga mau itu."
"Dan itu."
"Itu juga Sanie!"
"Satu persatu Woo, jangan banyak-banyak. Nanti tak habis."
"Aku tetap ingin itu semua! jika tak habis, Sanie yang akan menghabiskannya."
San menghela nafasnya panjang, Wooyoung selalu saja lapar mata, tapi melihat binar mata dari Wooyoung, San jadi ingin memenuhi semua kemauan Wooyoung itu. San mencubit pipi Wooyoung karena terlalu gemas.
Wooyoung mulai mengerucutkan bibirnya, ia sedikit mengusap pipinya yang dicubit kuat oleh San barusan, itu bahkan terasa sakit. Entah mengapa San tiba-tiba mencubitnya.
"Sakit.."
"Maafkan aku, aku terlalu gemas padamu."
Wooyoung membulatkan matanya terkejut saat San yang tiba-tiba mengecup pipinya. Bahkan jantungnya sudah berdetak dengan cepat, ia langsung menatap kearah San, disana San tersenyum manis padanya.
Wooyoung tak bisa lagi menyembunyikan senyumannya, ia tak pernah menyangka jika San akan mengecup pipinya ditempat umum seperti ini. Terlebih mereka berada di area food court dimana banyak orang yang berlalu-lalang.
San mengerutkan dahinya mendengar teriakan histeris dari beberapa wanita disampingnya. Ia mulai mengalihkan pandangannya untuk menatap mereka, San sedikit tersenyum manis pada mereka.
"Hei kau lihat barusan kan?! kau lihat kan?! San mencium pipi Wooyoung!"
"Sial aku bahkan sampai lupa untuk mengedipkan mataku barusan."
"Mereka benar-benar menggemaskan."
"Lihatlah Wooyoung disana sedang merasa malu."
"Benar dia sangat menggemaskan."
Wooyoung mulai menggandeng tangan San untuk pergi ke salah satu food court disana. Ia terlalu malu untuk tetap berada ditempat tadi, meskipun ia senang tapi itu membuatnya sedikit malu karena ucapan mereka yang menyebut dirinya menggemaskan.
San terkekeh pelan, ia mengikuti langkah kaki Wooyoung. San mulai membayar semua makanan yang Wooyoung beli, bahkan ini sudah food court yang ke tujuh yang Wooyoung kunjungi. San sedikit menghela nafasnya pelan.
"Woo sudah, jangan banyak-banyak. Ini bahkan sudah terlalu banyak, kamu tak akan bisa menghabiskannya."
"Tapi Sanie, aku masih mau beli yang itu."
"Tidak, habiskan dulu ini. Jika sudah habis baru kamu bisa membeli yang lain."
"Umm, baiklah."
KAMU SEDANG MEMBACA
STEPBROTHER : Sanwoo/Woosan
Fiksi PenggemarJung Wooyoung mengalami Brother Complex pada saudara tirinya, Choi San. Dimana Wooyoung mulai melakukan segala hal untuk bisa mendapatkan San agar tetap berada di sisinya. - San : top Wooyoung : bottom Homophobic do not interact this story. ⚠ There...