21

1.6K 111 21
                                        

"Aku harus pergi sekarang Sanie, kamu jangan lupa datang! jika aku tak melihatmu diatas panggung nanti, aku akan marah padamu."

"Iya Woo, aku akan datang tepat waktu nanti."

San menatap kepergian Wooyoung, ia juga mulai beranjak dan pergi ke aula B. Saat ia membuka ponselnya tadi, banyak notifikasi dari Seonghwa, ia yakin jika Seonghwa akan marah padanya sekarang.

San sedikit mengintip kedalam aula, benar saja dugaannya jika Seonghwa ada disana. San tersenyum tipis melihat Seonghwa dengan kesal melemparkan bola basketnya itu kedalam ring.

"Aku rasa ada yang sedang marah sekarang."

Seonghwa melirik kearah sumber suara, ia hanya memutar bola matanya malas. Seonghwa mengambil kembali bolanya dan melemparkan bolanya dengan kesal pada San. Dan lemparan bola Seonghwa berhasil ditangkap oleh San.

San menghampiri Seonghwa yang masih saja menatapnya dengan tatapan dingin. Tapi itu masih terlihat manis dimatanya sekarang, San mulai memberikan kembali bolanya pada Seonghwa.

Seonghwa mengambil bolanya, dan melemparkan bolanya kearah ring. Ia bahkan tak ingin bertemu dengan San lagi setelah San terus saja mengabaikan pesan darinya. Padahal seharusnya San tau jika ia tak suka saat pesannya diabaikan.

"Maafkan aku."

"Aku tak marah, untuk apa aku marah."

San tersenyum tipis, ia mengambil tangan Seonghwa dan mengecup punggung tangannya. Mustahil jika Seonghwa tak marah padanya, mengingat ini bukan pertama kalinya Seonghwa menatapnya dengan tatapan dingin.

Seonghwa menghela nafasnya panjang, ia mulai memeluk San dengan erat, menenggelamkan wajahnya diceruk leher San. Ini sungguh menyebalkan saat ia tak bisa menyembunyikan amarahnya pada San.

"Bagaimana jika besok kita jalan-jalan?"

Seonghwa mulai merasa tangan San yang memeluk pinggangnya sekarang, bahkan San juga mengelus rambutnya. Prilaku lembut dari San membuat Seonghwa nyaman, tapi itu mengingatkannya jika San juga bersikap sama pada Wooyoung.

"Aku tak ingin jalan-jalan, kamu datang ke tempatku. Aku akan memasak untukmu."

"Baiklah ak-"

"Sebelum itu kita pergi ke supermarket dulu besok."

"Iya sayang, aku mengerti."

Mingi yang memang berniat pergi ke aula B dan langsung dikejutkan oleh apa yang ia lihat sekarang dimana pelatih dan juga temannya sedang berpelukan, bahkan Mingi mendengar San memanggil sayang pada Seonghwa.

"Apakah mereka menjalin hubungan? sejak kapan?"






-






Mingi dan San sudah berada dilapang, tempat dimana akan ada pertunjukan menari dan juga menyanyi. Mingi terus menatap kearah San, bahkan ia masih penasaran tentang apa yang ia lihat di aula tadi.

"Ada apa Mingi?"

"Aku hanya penasaran."

"Tentang apa?"

"Hubunganmu dan kak Seonghwa, kalian menjalin hubungan bukan?"

San sedikit terkejut mendengar pertanyaan dari Mingi, ia sedikit melirik kearah Mingi yang masih saja menatapnya sedari tadi. Sepertinya Mingi melihat dirinya yang memeluk Seonghwa di aula.

San sedikit menghela nafasnya, ia ingin memberitahu Mingi tapi Seonghwa sendiri yang berkata untuk jangan memberitahu siapapun tentang hubungan mereka. Tapi Mingi juga sudah mengetahuinya.

STEPBROTHER : Sanwoo/WoosanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang