15

1.5K 113 3
                                    

"Apa maumu Yeonjun?"


Wooyoung menatap malas pada Yeonjun, ia benar-benar sudah tak ingin berhubungan lagi dengannya, itu menyebalkan. Wooyoung sedikit berjalan mundur saat Yeonjun akan memegang tangannya.


"Jangan menyentuhku."

"Woo, dengarkan aku. Wanita kemarin itu buk–"

"Apa peduliku? sial, aku tak peduli denganmu Yeonjun! kita sudah tak memiliki hubungan apapun."

"Tapi mengapa kamu memutuskanku begitu saja?"

"Aku tak pernah mencintaimu, kau puas?"


Yeonjun menghela nafasnya kasar, ia memang tau jika Wooyoung tak pernah benar-benar mencintainya, ia juga tau Wooyoung menerimanya hanya agar lelaki lain tak mendekatinya lagi.

Wooyoung membulatkan matanya saat Yeonjun tiba-tiba mengecup bibirnya, dengan rasa marah Wooyoung langsung memukul keras pipi Yeonjun. Ia menatap tajam pada Yeonjun.


"Apa maksudmu sialan!"


Wooyoung mengusap kasar bibirnya, ia beranjak pergi meninggalkan Yeonjun disana. Wooyoung sungguh tak habis pikir dengan Yeonjun, mengapa dia berani melakukan itu padanya, ia benar-benar mengutuk perbuatan Yeonjun.

Yeonjun menatap kepergian Wooyoung, ia sedikit menyekat ujung bibirnya yang terasa perih sekarang dan benar saja itu berdarah. Yeonjun merasa kesal sekarang, ini semua karena San yang datang ke kehidupan Wooyoung.

Wooyoung mendudukan dirinya kembali dikursi, ia terus-menerus mengusap bibirnya kasar. Wooyoung melihat San yang sudah bermain disana, ia berharap San tak melihat apa yang ia lakukan tadi.


"Kamu baik-baik saja Woo? sepertinya kamu bertengkar dengan Yeonjun."


Wooyoung mengalihkan pandangannya, menatap Seonghwa yang sudah duduk disampingnya sekarang. Ia menghela nafasnya kasar, Wooyoung benar-benar tak ingin membahas lelaki itu sekarang.


"Aku tak baik-baik saja kak, aku bahkan sudah muak mendengar namanya."


Seonghwa menatap Wooyoung dengan lekat, ia tak pernah sekalipun melihat Wooyoung semarah ini. Apa perbuatan Yeonjun yang sekarang sudah benar-benar fatal, ia juga tak menyangka jika Yeonjun selingkuh.

Wooyoung sedikit mengerutkan dahinya saat Seonghwa tiba-tiba mengelus rambutnya sekarang, ia mulai tersenyum manis pada Seonghwa. Wooyoung dapat menerima perhatian lembut seperti ini hanya dari beberapa orang saja.


"San, kau kalah hahaha. Ingat traktir aku sepulang nanti."

"Cih, baiklah."


San mengatur nafasnya, ia sedikit risih karena kalah dari Mingi meskipun hanya 1 poin saja. Ia melirik kearah kursi dimana Wooyoung dan Seonghwa ada disana, San mengerutkan dahinya bingung melihat Wooyoung yang sedang memeluk Seonghwa sekarang.


"Apakah Wooyoung dan kak Seonghwa memang sedekat itu?"

"Mereka memang dekat, lagi pula siapa yang tak akan nyaman berada disamping kak Seonghwa. Dia penuh perhatian, meskipun lebih banyak galaknya."


San mengangguk paham, ia akui Seonghwa memang penuh perhatian, dia juga baik. Sekarang San mulai penasaran dengan Seonghwa, ia melirik kearah Mingi yang sedang menidurkan badannya itu. San mendudukan dirinya disamping Mingi.


"Apa kak Seonghwa memiliki kekasih?"

"Kenapa memangnya? kau ingin mendekatinya?"

"Ya mungkin saja."

STEPBROTHER : Sanwoo/WoosanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang