Haechan melepas sepatunya lalu melemparnya ke sembarang arah, melepas jaket kulitnya, lalu merebahkan tubuhnya di tempat tidur. Ia memandangi kelap-kelip lampu tidur pemberian Jaehyun sebagai oleh-oleh dari Jepang dengan tatapan kosong. Pikirannya kembali berkelana, masih memikirkan hipotesis-hipotesis tentang alasan Mark menciumnya malam itu.
"Dia suka sama gue?" Haechan mulai bermonolog.
"Tapi mana mungkin?" tangannya bergerak menyentuh dagunya, "kalo iya, dia udah putusin Mina dong?" tanyanya lagi. Lelaki itu membalikkan tubuhnya, menghadap ke jendela kamarnya yang tertutup gorden.
"Tapi kalo ga suka, ga bakalan sepanas itu ga sih?" Haechan menutupi wajahnya yang kembali terasa panas setiap bayangan itu kembali terputar di otaknya, merasa malu sendiri.
"Gue tanyain aja gitu? Tapi gimana cara nanyanyaaa?"
Tubuh Haechan berguling-guling tak menentu di atas tempat tidurnya, membuat bantal, guling, selimut dan semua barang yang ada di atasnya jatuh berserakan di lantai.
Malam itu Haechan sibuk berdebat dengan pikirannya sendiri sampai terlelap, tanpa mandi dan tanpa makan malam.
Hal itulah yang membuatnya terbangun di tengah malam, cacing di perutnya berdemo minta jatah makan. Lelaki itu mencoba mengabaikannya, terlalu malas untuk beranjak dari tempatnya, apalagi kalo harus memasak. Tapi usahanya untuk terlelap lagi tidak kunjung berhasil, dengan terpaksa ia bangkit, mengganti bajunya dengan yang lebih nyaman lalu berjalan menuju dapur.
Haechan menghela napas berat ketika melihat isi kulkas, hanya ada beberapa butir telur, sedikit kimchi, lalu saat membuka freezer, hanya ada 2 buah sosis yang sudah membeku, menyatu dengan kembang es. Tangannya susah payah mengambil sosis itu, akhirnya sosis itu bisa terlepas setelah Haechan menariknya dengan sekuat tenaga.
"Tante Jessica belum belanja bulanan ya" gumamnya, mengingat isi kulkas yang begitu mengkhawatirkan. Ingatkan Haechan untuk membeli beberapa bahan makanan besok.
Haechan bernapas lega saat menemukan nasi yang tersisa di rice cooker, ia pun memutuskan untuk memasak nasi goreng kimchi dengan bahan seadanya. Tangannya terlihat lihai menggerakkan pisau, memotong bawang bombay, sosis dan sedikit sayuran.
Haechan mulai menumisnya, saat sudah setengah matang, ia masukan telur, nasi, lalu terakhir kimchi yang sudah dipotong-potong terlebih dahulu, kemudian memberinya bumbu dan mengaduknya rata.
"Eum!" pekiknya senang saat mencicipi nasi goreng kimchi buatannya, kemampuan masaknya memang tidak perlu diragukan lagi.
***
Mark memasuki rumah dengan muka kusut, tubuhnya sangat lelah karena lelaki ini sibuk menemani pacarnya seharian. Dan selama seharian juga otaknya memikirkan bagaimana cara memutuskan hubungannya dengan Mina.
Lelaki itu hendak melangkahkan kakinya menuju kamar, namun tiba-tiba berbelok ke arah dapur saat mencium bau yang membuat perutnya semakin lapar.
Sebuah senyuman tercetak di wajahnya saat melihat Haechan yang tengah berdiri di depan kompor, sibuk menikmati acara memasaknya sampai tak menyadari kehadiran Mark.
"Gue juga mau dong!"
"Astaga!" pekik Haechan kaget, melirik sekilas ke arah Mark yang sedang tersenyum polos, lalu kembali fokus pada masakannya.
Mark maju beberapa langkah, mencondongkan tubuhnya untuk menghirup aroma nasi goreng kimchi yang membuat perutnya semakin keroncongan. Tanpa menyadari jika tindakannya itu membuat Haechan menahan napasnya saat merasakan punggungnya yang menempel pada dada Mark, ditambah napas teratur lelaki itu yang menerpa lembut kulit lehernya.
KAMU SEDANG MEMBACA
WITHout YOU - Markhyuck ft. Nohyuck✔️
Romance"Pergi Mark, jangan ganggu gue lagi. Kalo lo cuma mau nyakitin perasaan gue aja" -Haechan "Donghyuck? Nggak lah, ga sudi gue, kalaupun di dunia ini perempuan udah musnah dan tinggal dia satu-satunya orang di dunia ini, gue ga bakalan mau sama dia...