Aaaaa seneng bgt echan balik lagi, jadi ini spesial buat rayain baliknya echan di harinya 127.
Happy reading!
"Chan, kalo gue ga mau jadi sahabat lo lagi gimana? Kayanya gue suka sama lo-"
"Woohooo!"
"Sialan" umpat Jeno pelan, teriakan Jungwoo merusak suasana yang sudah susah payah ia bangun.
Jeno melepas rangkulan di pinggang Haechan, menatap jengah pada Jungwoo yang kini melompat ke arah mereka lalu memeluk keduanya erat.
"Kerja bagus gaes!" puji Jungwoo di sela pelukannya. Sementara Jeno dan Haechan hanya bisa tersenyum hambar dan mengatakan hal yang sama pada hyung mereka.
"Jeno! Haechan!" panggil Jaemin.
Jungwoo melepas pelukannya saat Jaemin berjalan menghampiri mereka, lalu menyapa lelaki berambut biru yang ia ketahui sebagai sahabat dekat kedua adik kebanggaannya. Jaemin menyapanya balik, setelah itu Jungwoo berlalu meninggalkan mereka bertiga.
"Hei, thanks udah dateng" sapa Haechan kelewat bahagia.
Haechan menghembuskan nafasnya lega, bersyukur temannya datang di waktu yang tepat. Jika tidak, ia bingung harus bagaimana menghadapi Jeno, pasti canggung sekali. Sementara Jeno hanya mengangkat sebelah tangannya untuk menyapa Jaemin lalu menggaruk alisnya yang tidak gatal, berusaha untuk santai walaupun tidak bisa dipungkiri bahwa ia sedang gugup setengah mati.
"Congrats ya, harusnya gue juga ikut tampil, tapi gimana ya, visual gue yang terlalu berharga ini belum siap untuk diekspos, ntar semua orang jatuh cinta sama gue lagi. Gue belum siap dengan semua itu" Jaemin berujar dengan lebay, mengundang tawa kedua orang yang berstatus sebagai sahabatnya itu.
"Yang ada lo ngerusak pertunjukan karena suara fals lo, Na" ralat Jeno sambil menoyor kepala Jaemin.
"Lo sahabat gue bukan sih?" Jaemin mulai emosi.
Jeno dan Jaemin adalah sahabat sedari kecil, hubungan mereka tergolong cukup unik, prinsip mereka adalah harus pamrih. Menurut mereka itung-itungan itu penting dalam pertemanan, jangan sampai ada pihak yang merasa dirugikan. Haechan tersenyum menyaksikan interaksi Jaemin dan Jeno, mereka tengah bernegosiasi.
"Beliin dulu sepatu yang gue tunjukin kemaren, baru gue puji lo"
"Anjir kemahalan kali"
"Katanya visual lo terlalu berharga, ga sebanding lah sama harga sepatu yang gue minta"
"Ck, udah ah gue mau ke toilet"
Jaemin berniat meninggalkan Haechan dan Jeno, berdua. Haechan mulai panik, jika Jaemin pergi, ia akan berduaan lagi dengan Jeno, pasti suasananya akan sangat canggung.
"Toilet!" teriaknya tiba-tiba, membuat Jaemin dan Jeno sama-sama terkejut, "Gue juga mau ke sana" lanjutnya.
Sebelum Jaemin sempat memprotes, Haechan sudah menarik tangannya menuju toilet dengan tergesa, mencoba melarikan diri. Jaemin menatap aneh ke arah Haechan, pasti ada sesuatu yang membuat temannya bertingkah aneh.
Haechan menghembuskan nafasnya lega, ia hanya ingin menghindari Jeno untuk saat ini. Matanya terus saja melirik pintu keluar, takut jika lelaki itu mengikutinya.
"Ada apa sih Chan?"
Kepala Jaemin ikut celingak-celinguk, penasaran dengan hal yang membuat temannya terlihat gusar, memandang ke arah pintu setiap 10 detik sekali.
"Bukan apa-apa, lo gausah mikir ya, kasian otak lo"
Haechan berusaha menghindari pertanyaan Jaemin. Ia tak mau bercerita tentang kalimat terakhir yang ia dengar dari mulut Jeno beberapa saat lalu, setidaknya untuk saat ini ia ingin menyimpannya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
WITHout YOU - Markhyuck ft. Nohyuck✔️
Romance"Pergi Mark, jangan ganggu gue lagi. Kalo lo cuma mau nyakitin perasaan gue aja" -Haechan "Donghyuck? Nggak lah, ga sudi gue, kalaupun di dunia ini perempuan udah musnah dan tinggal dia satu-satunya orang di dunia ini, gue ga bakalan mau sama dia...