Part 42 - Pamit

1.5K 87 3
                                    

Nada dering handphone mengganggu fokus pria yang masih sibuk berkutat dengan pekerjaannya, matanya melirik layar benda pipih yang sengaja ia taruh berjarak dengan laptopnya. 

"Jaemin?" ucapnya dengan alis menekuk, terheran mendapat telepon dari teman adiknya.

Jaehyun berdehem untuk mengatur suaranya, sebelum memutuskan untuk mengangkat panggilan itu.

"Halo" 

"Halo, bang"

"Ada apa Jaem?"

"Sesuatu terjadi" Ada jeda beberapa saat sampai Jaemin kembali melanjutkan kalimatnya, "Ada masalah antara Haechan dan Mark, dan situasinya cukup buruk"

Kalimat itu sontak membuat detak jantung Jaehyun lebih cepat, tangannya bergerak untuk menutup layar laptop, memberikan atensi penuh pada orang di seberang telepon.

"Ceritakan lebih detail" titahnya pada Jaemin.

Lelaki itu pun menceritakan soal hubungan adiknya dengan Mark, soal Mina serta situasi yang tengah terjadi. Jaehyun memijat dahinya pelan, ia sudah menyangka ini akan terjadi, namun tetap tak menyangka kejadiannya akan menjadi serumit ini.

"Aku butuh bantuan"

"Apa yang bisa abang bantu?"

"Pisahkan Haechan dengan Mark" 

Setelah mendapat panggilan dari Jaemin, Jaehyun sama sekali tidak bisa tenang. Pria itu segera menemui Taeyong untuk meminta dipindahkan ke cabang perusahaan di Seoul agar ia bisa menjauhkan Haechan dari Mark.

"Lo ga bisa seenaknya, terus gimana hubungan kita hah?"  tolak Taeyong mentah-mentah membuat helaan napas berat keluar dari mulut Jaehyun.

"Gue mohon" Jaehyun menempelkan kedua telapak tangannya di depan wajah, memasang wajah memelasnya "Donghyuck sangat berharga bagi gue" tambahnya membuat Taeyong akhirnya menyerah.

"Lo yakin? Meskipun lo akan kehilangan gue?" tanya Taeyong lagi.

Jaehyun terdiam cukup lama, sebelum menganggukkan kepalanya pelan. Walaupun ini juga keputusan yang berat baginya, yang terpenting sekarang hanya Donhyuck. Tubuhnya bergerak merengkuh tubuh Taeyong yang bergetar karena tangisnya, mendekap kekasihnya untuk terakhir kali.

....

.......

Keesokan harinya Jaehyun segera terbang ke Seoul, Kedatanganya di Korea disambut oleh Renjun yang telah menungguinya di bandara. Jaemin memintanya menemui Jaehyun menggantikan dirinya yang harus menjaga Haechan yang sedang sakit saat Renjun bercerita bahwa Mark memintanya untuk bertemu kepada Jaemin.

"Keadaan Donghyuck gimana?" tanya Jaehyun dengan raut muka khawatir.

"Demamnya naik tengah malam tadi, Jaemin masih memantaunya karena Haechan tidak ingin dibawa ke rumah sakit" Renjun menyampaikan cerita dari Jaemin karena dirinya juga belum menemui Haechan.

"Dasar bocah keras kepala" gerutunya kesal dengan sikap keras kepala Haechan yang enggan pergi ke dokter ketika sakit.

Mereka berdua melaju ke lokasi pertemuannya dengan Mark, sebuah kafe yang berada di tengah kota Seoul. 

"Gue dapet ini dari Mina, bang" Ujar Renjun setelah sampai di depan kafe.

Lelaki asal China itu menyodorkan amplop coklat pada Jaehyun, yang berisi rekam medis gadis yang disebut olehnya tadi. Jaehyun segera mengecek isi amplop itu, matanya bergulir meniliti setiap kata yang tertulis pada lembaran kertas di tangannya.

"Gimana keadaan dia?" Tanya Jaehyun tanpa mengalihkan pandangannya.

"Dia masih di RS, gue juga denger dari dokter kalo dia pernah beberapa kali melakukan suicide. Gue jadi agak prihatin, mungkin ini jadi salah satu alasan Mark ga bisa tingalin Mina" jelas Renjun dengan suara rendah, ada gurat kesedihan di wajahnya.

WITHout YOU - Markhyuck ft. Nohyuck✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang