Kedua mata itu kembali mengerjap, ia terjaga semalaman. Jejak air mata masih tercetak di pipinya, matanya sedikit bengkak, kantung matanya juga menghitam. Lelaki itu menghela nafasnya, saat melihat pantulan dirinya yang terlihat memprihatinkan.
Lelaki itu memutuskan untuk membersihkan diri dan bersiap untuk berangkat menuju kampus. Tak lupa, ia membubuhkan sedikit foundation untuk menyamarkan mata pandanya, ia sedikit meringis saat tangannya menyentuh luka di bawah dan sudut bibirnya.
"Sial"
Umpatan itu keluar dari mulut manisnya, terus mengutuk bajingan yang menjadi penyebab semua ini. Potongan memori saat Mark menciumnya kasar kembali muncul, wajahnya memanas setiap mengingat itu. Tangannya gatal ingin memukuli wajah menjengkelkan itu, tapi ia lebih jengkel dengan jantungnya yang berpacu cepat setiap mengingat momen terkutuk itu.
Setelah yakin dengan penampilannya, Haechan berjalan keluar kamarnya, namun langkahnya terhenti saat melihat kunci yang tergeletak di meja belajarnya. Ia mengambil kunci itu, lalu membuangnya ke tempat sampah. Bajingan itu harus mendapat balasan yang setimpal, bersyukur ia hanya membuang kunci motornya alih-alih merusak motor kesayangannya, masa bodoh jika bajingan itu mengamuk, ia tidak takut.
Haechan segera memasuki kelas saat sampai di kampus, matanya menangkap Jaemin yang sudah duduk rapi di kursinya. Ia melewatinya begitu saja, tak berniat untuk menyapa, apalagi mengobrol dengan pria kurus yang kini terus memanggilnya. Moodnya sedang sangat buruk pagi ini, ia tidak ingin temannya terkena imbasnya.
"Tumben jam segini baru dateng, ga bareng Mark?" Celoteh Jaemin, ia sudah berpindah tempat duduk di sebelah Haechan.
"Bukan urusan lo" Haechan berkata kelewat dingin, tangannya sibuk mengeluarkan buku catatannya. Bersikap acuh, bahkan lelaki itu tidak melirik Jaemin sedikit pun.
Jaemin berdecih lalu merotasikan bola matanya, memilih diam karena ia tahu betul bagaimana Haechan saat badmood. Ia tidak ingin tertular energi buruk dari temannya, lalu ikut merasa jengkel, bete bahkan marah-marah tidak jelas persis seperti orang di sampingnya yang sedang mencak-mencak gara-gara Mrs. Kim telat 2 menit! Oh, so bad.
Kuliah pun dimulai, Haechan maupun Jaemin berusaha mengikuti kelas dengan baik. Jangan salah walaupun mereka berdua mageran, kalau urusan akademik, mereka tetap ambisius, ini adalah salah satu jalan untuk meraih mimpi mereka.
Seperti biasa, jeda kuliah mereka habiskan di kantin, kali ini mereka hanya makan berdua, Jeno tidak bisa datang karena ia harus mempersiapkan tugas presentasi kelompok.
"Chan gawat!" kata Jungwoo tiba-tiba, pria jangkung itu entah muncul darimana.
"Kenapa hyung?" tanya Haechan dengan wajah datar. Moodnya masih belum berubah walaupun Jaemin sudah berusaha keras, Jaemin saja terheran karena makanan pun masih belum cukup untuk menaikkan mood Haechan.
"Renjun kena cacar, jadi lo harus mau ya gantiin peran dia?" jelas Jungwoo yang sukses membuat mulut Haechan menganga. Jangan tanyakan mood Haechan setelah mendengar ini, pastinya turun serendah-rendahnya.
"Ei~ hyung jangan bercanda" Kata Haechan berusaha santai, ia harus mengendalikan emosinya bukan? Ditambah ia masih tidak ingin mempercayai kalimat yang didengar oleh telinganya, kemarin ia masih melihat dengan jelas bahwa Renjun baik-baik saja.
"Sumpah Chan, demi gue disambar geledek!" Jungwoo bersumpah sambil memasang wajah serius.
Dan disinilah Haechan, berlatih keras tanpa mengenal lelah seperti orang gila. Ia tidak diberi kesempatan untuk menolak, mereka berkata hanya Haechan yang cocok menggantikan peran Renjun. Dengan berat hati, ia pun menerimanya dan harus bisa menguasai peran barunya dalam waktu sepuluh hari, bagaimana ia tidak stress?
KAMU SEDANG MEMBACA
WITHout YOU - Markhyuck ft. Nohyuck✔️
Romance"Pergi Mark, jangan ganggu gue lagi. Kalo lo cuma mau nyakitin perasaan gue aja" -Haechan "Donghyuck? Nggak lah, ga sudi gue, kalaupun di dunia ini perempuan udah musnah dan tinggal dia satu-satunya orang di dunia ini, gue ga bakalan mau sama dia...