"Stop" ujar Renjun sambil menjauhkan tubuhnya, "Jangan lakuin kesalahan yang sama lagi, Jaemin" tambahnya.
Jaemin mengusap wajahnya kasar, lalu mengacak rambutnya frustasi. Ia juga tahu ini salah, tapi ia menginginkan tubuh Renjun, temannya sendiri.
"Gue tahu, Jun" akunya, "tapi gue ga bisa berhenti" lanjutnya sambil meraih tangan kecil itu seraya mengusapnya pelan.
"Kita tahu perasaan masing-masing, dan ga seharusnya kita begini" ucap Renjun mengingatkan, "ini cuma nafsu semata" lanjutnya sambil melepas genggaman Jaemin di tangannya.
Renjun masih belum bisa melupakan Jeno, dan ia tahu perasaan Jaemin pun masih sama kepada Jaehyun. Dan yang mereka lakukan sekarang adalah salah, mereka tidak bisa berteman seperti ini.
"Lo yakin?" tanya Jaemin ragu, karena selama ini ia melakukan semuanya dengan melibatkan hatinya.
Renjun terdiam, pertanyaan Jaemin mengundang banyak hal untuk berkecamuk di kepalanya. Ia menelan ludahnya susah payah, hati dan pikirannya menjadi bingung sendiri.
"Gue masih suka sama Jeno" ucap Renjun penuh keyakinan. Jaemin meringis dalam hati, perkataan itu sedikit menyakitinya.
"Jun, lo mau FWB-an ga?" tanya Jaemin putus asa. Ia tidak bisa hanya berteman dengan Renjun, ia ingin lebih. Biarkan Jaemin egois dan jadi pengecut, memilih bersembunyi dalam status hubungan sialan ini.
"Lo gila?!" tanya Renjun sedikit meninggikan suaranya. Bisa-bisanya Jaemin berkata seperti itu.
"Iya!" balas Jaemin ikut meninggikan suaranya, "gue gila! gue ga bisa cuma berteman seperti biasa sama lo" tambahnya sambil beringsut mencium bibir Renjun lagi. Sebuah ciuman yang lembut dan memabukkan, tidak seperti ciuman sebelumnya yang terburu dan terkesan menuntut.
"Gue tahu lo juga suka kan?" tanya Jaemin setelah ciuman mereka terlepas.
Renjun memejamkan kedua matanya, memijit pangkal hidungnya pelan, kepalanya serasa ingin pecah. Lelaki ini tidak bisa mengelak, ia menyukai ciuman itu, selalu menyukainya.
"Oke" putus Renjun, "tapi ingat, jangan saling jatuh cinta" tambahnya.
***
Mark merebahkan tubuh Haechan di tempat tidurnya, lalu mendudukkan diri di sebelahnya karena tenaganya terkuras untuk membawa tubuh mabuk itu menuju kamarnya. Kamar Haechan terkunci dan ia tidak menemukan kuncinya dimana pun, membuatnya terpaksa menaiki tangga dan menidurkan pria itu di tempatnya.
Kris dan Jessica pamit sore tadi untuk pergi liburan ke Kenada selama seminggu ke depan, hitung-hitung hadiah anniversary pernikahan mereka.
Mark pergi ke club juga untuk mengenyahkan kalimat terakhir Haechan yang mengganggunya selama dua hari terakhir. Siapa sangka ia akan bertemu dengan Haechan disana?
Mark menatap lama wajah Haechan yang tampak damai dalam tidurnya, tangannya bergerak mengusap rambutnya dengan lembut, lalu mencium keningnya. Haechan melenguh, merasa tidurnya terganggu. Mark tersenyum simpul lalu menarik selimut untuk menutupi tubuh itu.
Mark membersihkan badannya yang terasa lengket, berdiri di bawah shower sambil menggosokkan sabun ke badannya. Lelaki itu sempat termenung saat kalimat Haechan di mobil tadi kembali menghinggapi pikirannya.
Tangannya bergerak mengusap wajahnya kasar, mencoba untuk mengusir suara parau Haechan yang membuat hatinya semakin kacau.
Tiba-tiba Haechan menerobos begitu saja saat Mark masih berada di kamar mandinya, pria itu berjongkok di depan toilet sambil memuntahkan isi perutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
WITHout YOU - Markhyuck ft. Nohyuck✔️
Romance"Pergi Mark, jangan ganggu gue lagi. Kalo lo cuma mau nyakitin perasaan gue aja" -Haechan "Donghyuck? Nggak lah, ga sudi gue, kalaupun di dunia ini perempuan udah musnah dan tinggal dia satu-satunya orang di dunia ini, gue ga bakalan mau sama dia...