Libur musim dingin kali ini tidak terasa seperti liburan, setelah melewati minggu-minggu yang penuh dengan tugas akhir semester -sebagai syarat untuk mengikuti ujian-, Haechan sama sekali belum bisa bernapas lega, ia masih harus bersiap untuk ujian akhir semester di awal Februari nanti.
Ditambah musim dingin kali ini terasa lebih dingin dari sebelumnya, membuat lelaki yang sudah stress ini semakin stress. Suhu di Seoul pernah mencapai -6°C yang sudah pasti dinginnya menusuk sampai ke tulang, membuatnya yang tidak kuat dingin sangat tersiksa. Ia semakin merindukan Jeju yang lebih hangat daripada disini, apalagi ia hanya pulang selama dua minggu untuk merayakan natal dan tahun baru bersama ibunya.
Jessica, Kris dan Mark hanya tinggal selama 3 hari, lalu melanjutkan perjalanan mereka ke Kanada untuk merayakan tahun baru dengan keluarga besar Kris di sana. Karena Haechan tidak bisa fokus belajar -terus rebahan dan maraton drama, makanya ia memutuskan untuk kembali ke Seoul. Ternyata disini sama saja, ia malah sibuk berjuang melawan hawa dingin yang membuat gaya magnet kasurnya semakin kuat.
Haechan keluar dari kamarnya dengan muka kusut dan rambut yang berantakan, seharian ini ia mereview materi selama satu semester. Namun perutnya keroncongan meronta minta diisi, dingin membuatnya lapar terus, lalu ia pun memutuskan untuk istirahat sejenak.
"Sore Tante" sapanya pada Jessica yang tengah memasak makan malam di dapur.
"Gimana persiapan ujiannya?"
"Aman tan, tapi mumet banget" Jawab Haechan setengah mengeluh. Jessica mengulas senyumnya lalu mengelus bahu surai lelaki yang sudah dianggap sebagai anaknya sendiri.
"Sabar ya, jangan terlalu forsir diri kamu. Ntar malah sakit lagi" Jessica berkata lembut.
Sudut bibir Haechan terangkat semakin tinggi, tubuhnya beringsut memeluk wanita akhiran 40 tahun itu, mengisi ulang energinya. Baginya sebuah pelukan hangat cukup untuk membuatnya bersemangat lagi, mau bagaimanapun keadaannya.
Tiba-tiba handphone Haechan berdering, membuat pelukan mereka terlepas, ternyata ada video call dari abangnya. Lelaki itu meminta izin sebelum menjawab telepon yang langsung diberi anggukan oleh Jessica.
Haechan berjalan menuju ruang tengah, lalu duduk di salah satu sofa di sana.
"Kabar?"
"Baik"
"Kuliah?"
"Baik juga"
"Uang masih ada?"
"Bang, Hyuck udah gede."
Gelak tawa terdengar dari seberang sana, membuat Haechan memasang wajah cemberutnya. Kebiasaan menelepon Jaehyun tidak berubah sedari dulu, pasti formatnya 'Kabar? Kuliah? Uang masih ada?'
"Oke, oke, ntar mau ke Tokyo ga? abang dapet bonus gede nih dari si Bos"
"Mau bang!"
Mark tiba-tiba muncul entah dari mana, duduk di sebelah Haechan sambil mencondongkan tubuhnya ingin ikut eksis masuk frame, membuat lelaki yang lebih muda menjauhkan handphonenya dari lelaki tidak tahu malu itu.
"Sorry ya, Abang Jae ga ngajak lo" Haechan mengingatkan Mark untuk tahu diri.
Namun, Jaehyun malah mengajak Mark untuk ikut, membuat Haechan merasa dikhianati.
"Loh kok gitu sih bang?" protes Haechan tidak terima.
"Kalo kamu mau ajak temen juga boleh kok, Hyuck. Yang penting jangan ajak si Najaem"
"Jaemin" ralat Haechan.
"Nah ga dianjurin banget ajak dia, mending ajak Jeno"
Haechan tertawa lalu menganggukkan kepalanya, kapan lagi dirinya bisa berlibur ke Jepang. Apalagi ia belum sempat bersenang-senang karena terus belajar di kamar, makanya Haechan harus memanfaatkan libur pendek sesudah ujian kali ini dengan baik sebelum semester 7 dimulai.
KAMU SEDANG MEMBACA
WITHout YOU - Markhyuck ft. Nohyuck✔️
Roman d'amour"Pergi Mark, jangan ganggu gue lagi. Kalo lo cuma mau nyakitin perasaan gue aja" -Haechan "Donghyuck? Nggak lah, ga sudi gue, kalaupun di dunia ini perempuan udah musnah dan tinggal dia satu-satunya orang di dunia ini, gue ga bakalan mau sama dia...