Part 44 - Happiness

2.2K 94 8
                                    

Haechan berjalan sempoyongan, wajahnya tampak lesu. Tenaganya terkuras habis setelah sidang skripsi yang memakan waktu sampai 2 jam lebih. Salahkan takdir yang menjadikan Prof. Lee Sooman sebagai pengujinya! Dosen killer yang selalu membuat moodnya turun seketika hanya dengan mendengar suara langkah kakinya.

Namun sedetik kemudian raut wajahnya mencerah, "Woohooo!" soraknya bahagia, akhirnya Haechan bisa terbebas dari belenggu skripsi sialan yang membuatnya telat lulus.

Haechan merogoh saku celananya saat handponenya berdering, satu video call masuk. Jarinya bergerak untuk menjawab panggilan video dari Jaehyun, sedikit melonggarkan dasinya sebelum memposisikan handphone di depan wajah.

"Selamat atas gelarnya calon adek ipaaar" 

Haechan menyunggingkan senyumnya saat mendengar ucapan selamat dari Lee Taeyong, yang resmi menjadi tunangan Jaehyun sebulan lalu. Taeyong memutuskan untuk mengejar Jaehyun ke korea, melimpahkan pekerjaannya pada sepupunya Nakamoto Yuta. Katanya ia lebih bahagia hidup bersama Jaehyun dibandingkan kehidupan mewahnya di Jepang.

"Makasih calon kakak ipar" ujar Haechan dengan nada meledek. Kemudian Jaehyun terlihat mengambil alih ponsel dari genggaman Taeyong, memamerkan senyum bangga kepada adiknya.

"Selamat ya, malem ini abang pulang ke apart"

"Dih kirain udah lupa jalan pulang" ledek Haechan karena jujur ia kesal pada kakaknya yang jarang sekali pulang. Mana janjinya dulu yang siap menemani Haechan agar tidak melewati semuanya sendiri?

Setelah sesi adu mulut kakak-adik yang berhasil dilerai oleh Taeyong, panggilan pun terputus dengan Haechan sebagai pemenangnya. Ia berhasil mengambil alih motor sport milik Jaehyun sebagai sogokan dari sang kakak untuk sang adik.

Haechan memasukkan handponenya, lalu mengedarkan pandangannya pada koridor kampus yang sepi. Hanya ada beberapa petugas kebersihan yang tengah melakukan tugasnya.

Haechan hanya bisa mengumpat dalam hati dan melanjutkan langkahnya dengan kepala tertunduk, sedih karena sahabatnya tidak ada disini untuk merayakan hari bahagianya. Ketiga temannya sudah lulus mendahuluinya, bahkan Jaemin sudah sibuk bekerja di perusahaan milik kakeknya. Jaemin berubah pikiran saat drama skripsi melandanya, lelaki itu menyerah pada mimpinya dan memilih jalan pintas.

Jeno? Pesannya bahkan tidak pernah dibaca olehnya, katanya pria itu sedang mengerjakan projek di perdesaan kecil yang jauh dari Seoul. Dan Renjun juga berhalangan hadir karena saat perjalanan ke sini ia mendapat kerjaan mendadak, Ia bekerja sebagai interpreter. Huh Haechan semakin merindukan ketiga temannya itu.

Kepala Haechan semakin tertunduk sampai-sampai tidak melihat orang yang tengah berdiri di depannya, alhasil tubuhnya menabrak orang itu.

"Maaf- Jeno!"

Suara lesu Haechan bergantikan dengan teriakan yang semakin terdengar keras akibat gema di koridor kampus yang sepi, membuat pegawai kebersihan yang tengah mengepel lantai di ujung koridor sana berjengit kaget.

Jeno tersenyum lembut ke arah Haechan, senyuman yang mampu menyegarkan mata Haechan yang sayu, sedari tadi ia mengantuk tanpa alasan.

....

.....

Jeno membawanya ke taman pinggiran Kota Seoul, yang entah sejak kapan menjadi tempat istimewa bagi keduanya. Tempat yang selalu membuat Haechan bangkit lagi dari keterpurukannya.

"Apa kabar?" Tanya Jeno sambil tersenyum ke arah Haechan. Sapaan 'apa kabar' terdengar terlalu asing di telinga Haechan.

"Masih nanya kabar setelah lo liat gue sekacau tadi?" Haechan balik bertanya.

WITHout YOU - Markhyuck ft. Nohyuck✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang