"Udah mendingan?" tanya Jaemin pada Renjun.
"Berkat lo"
Jawaban itu sukses membuat sudut bibir Jaemin tersenyum, mereka berdua sedang duduk sambil memandangi langit Jepang yang cerah.
"Lo ga perlu khawatir, rahasia lo aman di gue" ujar Jaemin, membuat Renjun melirik ke arahnya lagi, sebelum kembali menatap awan yang bergerak teratur di atas sana.
"Thanks"
Suhu Tokyo hari ini mulai menghangat, salju perlahan mulai mencair dan beberapa tanaman tampak menumbuhkan tunasnya.
Namun tak secerah suasana hati pria yang sedari tadi berdecak kesal, matanya kembali mendelik menyaksikan Mark dan Mina yang tengah selca, "Na Jaemin! fotoin gue dong!" teriaknya membuat Jaemin balas menatapnya, temannya itu tengah berdiri diapit oleh Jaehyun dan Jeno.
"Isssh" desis Jaemin beranjak dari tempatnya.
Renjun tertawa kecil melihat Jaemin yang tampak tidak rela waktu bersantainya diganggu, namun pria itu tetap menuruti permintaan temannya itu.
"1.. 2.. 3.."
Setelah puas berfoto, mereka pun memutuskan untuk makan di sebuah restoran yang menjual tonkatsu yang katanya terenak di Tokyo. Selain tonkatsu, mereka juga memesan berbagai makanan Jepang lainnya. Hari ini Jaehyun yang membayar semua makanannya.
Setelahnya, mereka memutuskan untuk pulang, tanpa Jaehyun karena pria itu tiba-tiba mendapat panggilan mendesak dari kantor. Berhubung hanya Mark yang memiliki sim internasional, jadi kali ini pria itu yang menyetir, dengan Mina yang duduk di sebelahnya.
Suasana dalam mobil begitu hening, Haechan dan Jaemin tertidur di kursi bagian tengah, sementara Jeno dan Renjun yang hanya terdiam, sesekali memainkan handphone mereka, tampak tidak berminat untuk memecah keheningan.
.....
.......
Sorenya, Jaehyun pulang bersama seorang pria bernama Lee Taeyong yang dikenalkan sebagai atasannya. Pria itu membawa whisky Jepang sebagai buah tangan. Tadinya Taeyong hanya mengantar Jaehyun dan berniat untuk menyapa Haechan dan yang lainnya sebentar.
Namun Haechan mencegahnya pulang dan mengajaknya untuk makan malam bersama karena pria itu datang saat mereka tengah menyiapkan makan malam.
"Baiklah jika kau memaksa" ujar Taeyong pasrah.
Sehabis makan malam, mereka semua berkumpul di ruang santai kecuali Mark dan Renjun yang bertugas mencuci piring kali ini. Keduanya sama-sama fokus, Renjun bertugas untuk mencuci sementara Mark yang membilas.
"Lo-" Renjun tampak ragu untuk memulai pembicaraan, "suka kan sama Haechan?" lanjutnya sambil melirik wajah datar Mark sekilas.
"Dan lo suka sama Jeno kan?" tanya Mark masih dengan ekspresi yang sama. "Kenapa? lo mau gue deketin Haechan biar lo bisa deketin Jeno sesuka lo?" Mark berkata sinis.
Renjun sempat terkejut dengan Mark yang tiba-tiba banyak bicara, namun akhirnya pemuda itu terkekeh.
"Gue ga nyangka lo semunafik ini" cibir Renjun kembali terkekeh, lalu mencuci tangannya yang dipenuhi oleh sabun.
"Sorry karena gue ga sama seperti yang lo pikirin" ucap Renjun sambil menepuk pundak Mark, "Gue emang suka sama Jeno, tapi gue bukan orang berengsek kaya lo Mark" lanjutnya lalu meninggalkan Mark yang tengah menahan amarahnya.
Renjun memilih untuk duduk di sebelah Haechan, ikut bergabung dengan yang lain. Mereka tengah meminum whisky yang dibawa oleh Taeyong tadi, ditemani camilan sisa acara barbeque kemarin.
KAMU SEDANG MEMBACA
WITHout YOU - Markhyuck ft. Nohyuck✔️
Romansa"Pergi Mark, jangan ganggu gue lagi. Kalo lo cuma mau nyakitin perasaan gue aja" -Haechan "Donghyuck? Nggak lah, ga sudi gue, kalaupun di dunia ini perempuan udah musnah dan tinggal dia satu-satunya orang di dunia ini, gue ga bakalan mau sama dia...