10. Patik

12 1 0
                                        

/pa.tik/
1. budak belian; hamba tebusan
2. hamba (dipakai ketika berkata-kata dengan raja)
3. petik

***

The most painful thing is losing yourself in the process of loving someone too much, and forgetting that you are special too.

Ernest Hemingway

***

@JapanUnitedSMANxx: Hai hai, kumpul di sekre yuk!

Arina melirik. Twitter ekskul sekolahnya menghimpun seluruh anggota untuk berkumpul sepulang sekolah. Arina tak ingat pemegang Alhasil, Arina mengintip Whatsapp untuk mengecek grup di sana.

EmilyEm: YUK KUMPUL
EmilyEm: Temenin aku nonton lagi hehe

Xx_ovOMARtine_xx: Kamu mah cuma mau nonton Sailor Moon atau Tokyo Meow Meow. Yang lain kek.

Reagan: Selain dua itu, aku ikut ya

EmilyEm: Bantu nentuin kalau gitu!

Arina tergelak. Ia melirik Emily yang terus mencibir di hadapannya.

"Masih pagi udah bikin kacau aja. Kangen ekskul?" tanya Arina.

"Iya nih, tapi ga tau ngapain." Emily menghela napas. "Ada ide tontonan nggak?"

Arina menunduk.

"Nichijou? Kita kan belum beres waktu itu. Belum sampai episode sepuluh, udah persiapan lomba debat," usul Arina.

Mata Emily berkilat. Ia langsung mengetikkan pesan panjang, entah apa.

Kaca sebelah bangku Arina diketuk. Setelah Arina menoleh, ia mendapati Ghassan mengetuk jendela.

"Ini Ghassan terang-terangan banget deh," cibir Emily. "Kamu udah nerima dia?"

Arina menggeleng.

"Nggak mungkin kamu nolak kalau Ghassan masih dadah-dadah gitu." Emily memicing. "Kamu gantungin?"

Arina menggeleng.

"Kamu suka sama dia nggak sih?" Emily berujar gemas.

"Nggak tau!" Arina menyerah. "Aku ga sempet suka sama Ghassan. Aku masih bingung sama urusan di rumah!"

"Ghassan sabar aja?" tanya Emily.

"Nggak tahu?" Arina mengangkat tangan. "Dia minta ga ditolak. Dan emang dia nggak pernah maksa apa-apa."

Emily menyandarkan diri ke kursi.

"Kenapa emangnya?" tanya Arina.

"Kaget aja karena kamu termasuk bibit-bibit yang bisa jadian dan sesama ekskul Jepang." Emily menggeleng. "Walaupun kayanya bakal pelan-pelan banget."

***

Arina duduk di dekat dinding. Di sebelahnya, Emily membuka laptop dan memilih episode anime yang akan mereka tonton. Anggota lainnya bersila dan berkerumun di lantai, sesekali mengeluh karena tak bisa meminjam infokus untuk kegiatan ekstrakurikuler. Arina sendiri memilih untuk duduk di belakang, memperhatikan keriuhan ekskul kecilnya.

Dari arah pintu, Ghassan melangkah masuk ke ruangan ekskul, mengedarkan pandang, dan memilh untuk duduk di sisi lain.

Arina menghela napas. Ia sempat berpikir bahwa Ghassan akan memilih untuk duduk di sekitar Arina secara terang-terangan, namun pria itu memberikan Arina jarak dan tak memaksakan seluruh kesempatan untuk mendekatkan diri.

[2/3] PadmasanaWhere stories live. Discover now