Melamar?

5.6K 180 1
                                    

Malam ini Tasya dan Gus Adzhar duduk berhadapan dengan Gus Adzhar memegang Al-Qur'an, ia akan mengetes hafalan istrinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Malam ini Tasya dan Gus Adzhar duduk berhadapan dengan Gus Adzhar memegang Al-Qur'an, ia akan mengetes hafalan istrinya

"Bismillah." Gus Adzhar memberi instruksi.

Tasya membuang nafas, lalu mulai membaca basmallah, hafalan Tasya kali ini adalah surat Al-Muthaffifin.

10 menit berlalu.

Tasya menggigit bibir bawah nya menghalau isakan yang akan keluar, sudah 6 kali ia terus mengulang bacaan nya karna lupa.

Sakit? Tentu. Bahkan Gus Adzhar sendari tadi sudah tersenyum senyum seperti orang gila. Bukanya menenangkan istrinya ia malah asik. Asik sendiri.

"Ayo ulang, kenapa kamu bacanya belibet?" tanya Gus Adzhar heran, tapi dia juga tau jika ayat ayat tersebut masih asing di lidah Tasya. Ia juga waktu pertama menghafal surat ini akan marah sendiri.

Tasya menundukan kepalanya sembari menghapus air mata yang sudah mengucur deras,

Gus Adzhar yang semula fokus melihat Al-Qur'an kini menoleh kepada istrinya yang sudah menangis hingga air matanya mengalir deras, tanpa suara.

Gus Adzhar membulatkan matanya lalu menutup Al-Qur'an itu dan menyimpan nya di tempat nya.

"Hei, kok nangis?" tanya Gus Adzhar panik, tangan nya terurur untuk mengangkat dagu wanitanya supaya menatap nya.

Gus Adzhar pun menghapus air mata Tasya yang terus mengalir hingga membasahi pipi Tasya, bahkan hidung nya sudah merah.

"Kenapa sayang? Capek ya? Sini sini mas peluk." Gus Adzhar langsung saja menarik Tasya kedalam dekapan nya, bukanya berhenti menangis Tasya malah semakin histris tangan nya pun memeluk erat pinggang Gus Adzhar.

"Hiks... Kok susah?... Capek banget udah 6 kali ngulang tetep gagal hiks..." Tasya berbicara tersedat sedat karna menangis membuat nafasnya tidak teratur.

Gus Adzhar mengusap punggung istrinya lembut, ia senyum senyum sampai pipinya merah. Ia seperti salting kembali karna mendengar ricauan bahkan tangisan sang istri yang jarang sekali menangis.

"Ya itu wajar habibati, makanya kamu harus belajar nge hafal lagi, disini yang susah itu bukan menghafal nya, tapi menjaga hafalan nya. Kamu udah khatam beberapa kali loh, tapi aku cek satu surat ini malah naik turun."

Tasya melepaskan pelukan nya lalu menatap manik coklat Gus Adzhar.

"Ya kamu gatau. Aku kalo murajaah surat ini paling susah, aku udah baca dari ayat pertama malah terus balik lagi, kan kesel," jawab Tasya.

Gus Adzhar mengangguk, lalu menghapus sisa air mata di pipi Tasya, mata wanita itu akan bengkak karna terus menangis, bisa dipastikan nanti bangun tidur Tasya akan melihat dengan mata menyipit.

Gus Adzhar pun menciun kening Tasya, setelah itu menyatukan kening nya dengan Tasya hingga wajah mereka saling menatap.

"Yaudah sekarang bobo aja, nanti besok lagi aku cek hafalan nya. Kalo sekarang masih di cek, terus kamu nangis lagi nanti matanya kaya  mata orang cina versi gede nya." Gus Adzhar tertawa ringan melihat raut tak bersahabat istrinya.

GUS ADZHAR [END] Tahap RevisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang