GUS ADZHAR [END] Tahap Revisi

Kita Selesai?

    Di sebuah tempat yang ramai, di penuhi oleh orang orang, yang sangat penting. Ruangan bernuansa brown, gold ini tampak sangat menawan.

Gus Adzhar duduk di sebuah kursi, yang berhadapan dengan hakim didepan nya, ya benar, saat ini mereka tengah melakukan sidang perceraian.

Setelah beberapa hari berlalu.

Flashback on

Gus Adzhar menunduk, kala Abi Umar terus memojokan nya, untuk segera menandatangani surat cerai itu, Gus Adzhar masih duduk di atas kasur king size milik nya, yang berada di ndalem.

"Adzhar, cepat. Tasya akan pergi sekarang."

"Adzhar gabisa, Abi..." lirih Gus Adzhar, ia mencengkram kuat pen ditangan nya, seolah menyalurkan segala amarah, kekesalan hingga tangisan nya.

Abi Umar berdecak. "Jangan terlalu egois, kamu ingin Tasya bersama kamu, tapi kelakuan kamu tidak mencerminkan bahwa kamu pantas dengan nya, Tasya berhak, mendapatkan yang lebih dari kamu." sarkas Abi Umar, tanpa memperdulikan perasaan putranya.

Kata Egois, membuat Gus Adzhar berpikir, apakah dirinya terlalu egois? Tapi apakah salah jika ia ingin mempertahankan hubungan keluarganya, apakah itu semua salah? Dan apakah benar bahwa dirinya terlalu egois?

Perlahan jari jemari Gus Adzhar mendaratkan ujung pena itu untuk bergesekan dengan kertas putih, ini berat. Sambil menutup mata, dan tangan gemetar ia mendaratkan ukuran cantik di samping jauh tandatangan istrinya.

Setelah itu Gus Adzhar menghempaskan nya, ia menunduk dalam karna berhasil mendaratkan tandatangan nya, berarti, setelah ini mereka akan resmi memaksakan sidang perceraian.

Flashback of

"Sodara Adzhar Al-ghifari Malik Mahendra, dan Annatasya Zuhrah Attariz Syahreza. Resmi bercerai."

Tuk! Tuk! Tuk!

Gus Adzhar menunduk dalam, matanya berkabun. Tangan nya gemetar, ternyata memang harus seperti ini? Setelah semuanya selesai, masalah selesai. Dan sekarang pun hubungan nya dengan Tasya sudah selesai?

"Dan hak asuh anak, atas nama Raden Zyavanca Faisal Mahendra, jatuh kepada. Annatasya Zuhrah Attariz Syahreza."

Gus Adzhar menghapus setetes air mata yang jatuh dari pelupuk matanya, ia menoleh kesamping melihat mantan istrinya yang sama menatapnya dengan senyum tipis.

Setelah beberapa menit akhirnya sidang itu selesai, para saksi dari kedua kubu itupun pergi keluar, Gus Adzhar berdiri dari duduk nya. Matanya mengamati Tasya yang tersenyum cerah menyambut uluran tangan Bunda Chalista yang membawa Zyavanca.

Ia ingin menggendong putranya.

Tasya mengambil Zyavanca lalu mengecup pipinya sekilas, ia pun berjalan perlahan ke arah Gus Adzhar.