I I'm Sorry

8.5K 220 1
                                    

Di kamar bernuansa putih terdapat dua orang berbeda gender tengah bersantai ria di atas tempat tidur.

Gus Adzhar terus saja mendumel, karna istrinya lebih mementingkan drama film yang telah mereka tonton di dalam kamar.

Niat hati Gus Adzhar ingin terus menempeli Tasya, dan bercerita banyak. Malah ini yang ia dapatkan. Sejujurnya Gus Adzhar merasa tidak enak dengan perut nya entah apa yang aneh.

Gus Adzhar ingin terus menempeli istrinya kemanapun Tasya pergi, dan akan bersikap manja. Mungkin karna hormon hamil. Tapi kan yang hamil Tasya, kok malah dia yang merasakan mual mual dan sebagainya?

Kala kata istilah orang tua, itu karna Gus Adzhar sudah terlalu cinta dengan Tasya, makanya akan menerima semua sakit nya ketika hamil, dan akan terus merengek ketika mengidam.

"Sayanggg, atuh kamu liat sini," kesal Gus Adzhar, ia berada di samping istrinya yang menghiraukan nya, seolah olah tontonannya lebih menarik.

Tasya dengan malas menolehkan pandangan nya kepada suaminya."Kenapa? Aku lagi nonton loh, ga biasanya kamu pengen di liatin terus." ujar Tasya heran.

Gus Adzhar menggeleng lucu, lalu memeluk perut rata Tasya, tangan kanan nya, mengusap perut itu

"Assalamu'alaikum, dek. Umma kamu udah ga sayang Aba lagi dek, jadi kayak gitu. Marahin dek." Adu Gus Adzhar kepada anak nya yang masih berada di dalam kandungan..

Perlu di ketahui kebiasan Gus Adzhar akhir akhir ini adalah sering mengadu pada bayi nya sendiri. Ntah itu jika Tasya mengabaikanya, ataw pun marah dengan nya.

Tasya terkekeh lalu mengusap rambut Gus Adzhar penuh sayang."Mau apa sayang?" tanya Tasya lembut.

Gus Adzhar membulatkan matanya, tunggu apa ia tak salah dengar? Sayang? Gus Adzhar mengangkat kepala menjadi menghadap wajah Tasya.

"Tunggu, kamu panggil aku sayang? Beneran? Gasalah denger?" tanya Gus Adzhar berulang ulang.

Tasya mengangguk tanpa beban. Tak di sangka Gus Adzhar malah mengecupi pipi kanan nya berkali kali saking senang nya. Karna memang Tasya baru kami ini bilang kata sayang kepada Gus Adzhar.

"Suka suka suka, kamu harus panggil aku sayang terus." ujar Gus Adzhar kegirangan.

Tasya terkekeh, ada ada saja suaminya ini memintanya untuk selalu memanggil nya sayang, yang pastinya tak akan pernah Tasya lakukan.

"Yang mual ih." adu Gus Adzhar,

Tasya mengangkat sebelah alisnya. Tak heran baginya jika dirinya mual, tapi kenapa malah suaminya?

"Kok bisa, kamu masuk angin?" tanya Tasya. Gus Adzhar menggeleng, sungguh ini tak enak, Gus Adzhar berdiri dari tidur nya. Lalu dengan cepat pergi ke kamar mandi.

Tasya yang melihat suaminya pergi pun mengikutinya, Tasya berdiri di samping Gus Adzhar,lalu memijat tengkuk laki laki itu. Gus Adzhar memuntahkan isi perut nya kedalam wastafel .

"Udah?" tanya Tasya, Gus Adzhar membasuh wajah nya, lalu mengangguk lemas. Lalu tangan Gus Adzhar mengambil tysu yang ada di sana dan mengelap bekas air di wajah nya.

Kepalanya serasa berputar, perut nya seakan bergejolak seperti air yang sedang di didih kan.

"Lemes." rengek Gus Adzhar, Gus Adzhar memeluk Tasya erat menyembunyikan kepalanya pada bahu Tasya, percis seperti anak kecil.

Tasya mengusap punggung lebar itu lembut,

"Yaudah tiduran dulu, Tasya bikin teh hangat dulu, sama ambil kayu putih ya."

GUS ADZHAR [END] Tahap RevisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang