Art Date

8.2K 185 4
                                    


Satu hari setelah hari kelulusan membuat suasana pondok begitu damai, tidak banyak orang berlalu lalang selain para Ustadzah dan Ustadz yang sibuk mengurus pemasukan santri baru yang perkiraan tahun sekarang begitu membludak.

Tasya berdiam diri di teras ndalem, melihat ke arah jalan asrama yang tampak sepi, wanita itu menunduk mengusap perut yang masih rata, ia sedang sedang menunggu sahabat sahabat nya yang sebentar lagi datang.

Semuanya akan berpisah, tidak ada lagi Tasya and the gang, semuanya akan sibuk mengurus masa depan yang sekarang berada di depan mata.

Wanita itu menatap sekitar lagi saat mendengar suara roda dari koper beberapa orang, ia berdiri lalu berjalan kedepan melihat semua sahabat nya datang dengan membawa koper di tangan masing masing.

"TASYAAA!!!" Pekik mereka semua. Mereka berlari lalu memeluk tubuh wanita itu. Mereka menangis bersama menumpahkan air mata kebahagian dan kesedihan dalam hari yang sama.

Tasya yang akan hidup di pesantren mengurus anak nya kelak,

Fatwa yang akan kembali menetap di kampung halaman meneruskan study nya.

Diva yang sama akan pindah ke rumah sang ibunda tercinta, dan melanjutkan kuliah di univ di sekitar nya.

Adiba yah harus pulang karna memang kontrak nya sudah selesai, ia tak tau akan melanjutkan kuliah ataw kerja. Setelah di pertimbangkan membuat nya pusink

Lalu terakhir Shela. Gadis itu sama hal nya akan pergi dan melanjutkan kuliah nya dengan jurusan Pendidikan.

Mereka melepaskan pelukan nya dan menghapus air mata masing masing, ntah kapan mereka akan bertemu lagi, ntah kapan mereka akan bercerita banyak lagi, semuanya akan sibuk dengan kehidupan masing masing.

"Kapan ya kita ketemu lagi kayak gini." ujar Fatwa, gadis itu menerawang ke masa depan, bagaimana mereka yang sudah bersahabat, meski hanya dari masa sma tapi akrab nya bak lem korea harus berpisah?

"Kalian ninggalin gue disini? Cuman gue sendiri?" tanya Tasya. Sontak ucapan nya membuat keempat orang itu menatap Tasya yang hanya menunduk.

Shela merangkul pundak Tasya hangat," Kita masih bisa ketemu, tapi dengan jadwal kosong. Gue sendiri gatau gimana gue kedepan nya, tapi kita harus ber do'a takdir Allah itu baik. Ada dimana kita harus berpisah untuk mencari jati diri masing masing."

"Dan Lo salah satunya. Lo disini karna lo udah nemu jati diri lo, sebagai seorang 'ning. Sebagai seorang ibu, dan sebagai seorang istri." ujar Shela bijak.

Gadis itu tau bahwa Tasya pasti masih ragu akan masa depan nya, tapi mau bagaiamana lagi, masa depan Tasya untuk saat ini sudah terlihat untuk menjadi sosok ibu untuk anak nya, sosok istri untuk melayani suaminya. Dan sosok 'ning untuk membawa nama baik pesantren Al-Zawary ini.

Adiba mengangguk membenarkan perkataan Shela." Kita nggak tau kapan kita ketemu, tapi gue berharap kita bisa ketemu secepat nya dengan perubahan kita tapi nggak dengan perubahan hati bahkan sikap kita."

"Gue gaakan lupain sahabat kayak kalian, gue bangga, gue bahagia hal sederhana tapi begitu besar dampak nya. Gue yakin kita bisa sukses! Kita gaakan terpecah belah, semuanya harus kompak." seru Fatwa.

"Sering sering chatan, sering sering berinteraksi melalui internet meski waktunya hanya 5 menit. Aku yakin, meski waktu nya singkat tapi nggak akan pernah lupa di ingat." ujar Diva menimpali.

Mereka tertawa pelan, terlepas dari seberapa dekat mereka, seberapa pren mereka. Ada dimana takdir memisahkan mereka. Yang dimana awal nya mereka selalu tidur bersama, makan bersama, nyuci bersama hingga di hukum bersama.

GUS ADZHAR [END] Tahap RevisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang