Terkuak nya Sebuah Fakta

4.9K 159 12
                                    


perkataan mu seolah menceritakan seberapa bajingan nya dirimu sebenarnya

_Jaziel alarick A. Syahreza_

Dua bulan berlalu, sekarang adalah bulan ke-9 kehamikan Tasya. Wanita itu sekarang berada di ndalem bersama Umi Umayra dan beberapa santriwati yang membantu Umi Umayra memasak di dapur.

Tasya hanya diam membantu mengiris, memotong saja. Ia malas berdiri kaki nya bengkak. Banyak perubahan didiri wanita itu, pipinya bertambah Chubi, kaki yang bengkak, dan perut yang semakin berisi.

Menurut dokter perkiraan Tasya lahir sekitaran 10 hari ataw kurang dari seminggu. Makanya wanita itu merengek meminta pindah ke Ndalem, ia takut kenapa kenapa. Bukan dirinya, tapi bayi nya. Tasya masih terlalu labil. Ia tidak tahu harus melakukan apa dulu.

Sebagai seorang suami juga Gus Adzhar menuruti istrinya, ia juga merasa kurang tenang jika hanya ada mereka berdua. Makanya mereka untuk satu bulan kedepan berada di Ndalem terlebih dahulu sampai persalinan Tasya.

"Ning, ning ingin memiliki anak perempuan ataw laki laki?" tanya seorang santriwati yang berada disebelah Tasya.

Tasya menghentikan kegiatan mengiris jagung, ia akan membuat tumis jagung, Tasya menyukai itu, rasanya yang manis ditambah gurih dan ditambah sedikit lada membuat semua rasanya menyatu didalam mulut Tasya.

"Gimana dikasih nya aja si, asal bayi nya sehat, nggak ada kecacatan. Mau laki laki ataw perempuan dulu aku Terima." Tasya menjawab sembari tersenyum tipis.

Tapi pasti beberapa perempuan ada yang sama seperti Tasya, ia menginginkan anak laki laki terlebih dahulu, ia ingin mendidik anak laki laki nya untuk bisa menjaga adik nya nanti, meski perempuan bisa. Tapi Tasya menginginkan laki laki.

Ia merasakan bagaimana rasanya memiliki kaka laki, yang dididik baik oleh orang tuanya, bukan salah anak nya jika mereka nakal, tapi lihat bagaimana cara orang tua mendidik mereka. Apa yang pertama kali dilakukan oleh anak adalah menirukan orang tuanya.

Tasya berharap ia bisa menjadi ibu yang baik untuk anak nya kelak, ia harus bisa mengajarkan yang terbaik agar anak nya faham dan tidak senakal bapak nya dulu.

Santriwati yang disebut Melati disebalah Tasya mengangguk setuju.

"Ning, apa dulu ning suka kepada Gus Adzhar?" tanya Melati penasaran.

Tasya terkekeh lalu mengangguk. "Dulu tuh, aku nggak suka sama dia. Dia galak, sebelum kalian kesini ke pesantren ini. Aku cuman santriwati biasa yang dipaksa orang tua buat ngaji. Padahal aku nggak mau.

Beberapa hal yang aku nggak suka sama dia dulu, dari cara dia ngomong yang terkesan ngirit sama judes, mukanya plek keteplek triplek, terus mulut nya pedes dan pemarah juga. Buat aku itu sikap yang menjijikan dia kayak sok cool banget, padahal emang cool. Iya pokonya kalo ditarik kesimpulan nya aku nggak suka sama dia.

Terus pas pulang Bunda sama Ayah bilang aku dijodohin, aku nggak tahu sama siapa. Terus pas akad ternyata yang dijodohin sama aku itu Gus galak itu, aku itu sempet koar koar nggak mau, tapi pas laki laki itu nyebut kata yang manis yang baru pertama kali aku dengar, pandangan aku jadi beda. Aku malah jadi nggak tahu malu dan ngerasa disayang banget sama dia." Tasya menghentikan sesi curhat nya.

GUS ADZHAR [END] Tahap RevisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang