Panci Pink

5.6K 174 3
                                    

"S-Selsa?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"S-Selsa?"

Alvin meneguk ludah nya kasar, ia langsung saja menghalangi jalan masuk agar wanita itu tidak masuk kedalam ruangan sahabatnya yang sedang prustasi.

"Mau apa lo?" tanya Alvin malas.

Selsa wanita itu menyunggar rambut nya kebelakang, ia menatap Alvin dengan pandangan rumit.

"Aku ingin bertemu Malik."

"Nggak! Semua gara gara ke egoisan lo Adzhar jadi kek gini!" sentak Alvin, ia tidak perlu takut sahabatnya keluar karna pasti tidak akan, meskipun ia berteriak di depan pintu ruangan pun, tidak akan bisa terdengar kebelakang.

Selsa berdecak malas, dari dulu teman sekelas nya ini memang selalu melarang jika dirinya dekat dengan orang yang dia suka.

"Aku tidak berniat membuat Malik seperti ini Vin! Aku aku berpikir jika aku membuat perusahaan nya seperti ini dia akan langsung mendatangi ku dan meminta bantuan ku!"

"Tapi lo gabisa berpikir pendek! Selsa. Lo gabisa bertindak bodoh dengan nyangkut pautin semuanya pake perusahaan!! Lo tau. Adzhar sampe kerahin Zidan buat ngambil data data yang udah lo curi!" bentak Alvin.

Selsa menggeming menatap mata Alvin yang penuh dengan kobaran api amarah, matanya berkaca kaca kala Alvin membentak nya. Ia tak pernah dibentak dan tidak akan mau dibentak.

"Lo tau, kalo Adzhar dari dulu keras kepala. Gue gayakin setelah ini perusahaan lo bakalan baik baik aja." setelah itu Alvin pun pergi dari sana. Muak rasanya jika harus terus menatap wajah tanpa dosa wanita itu.

Selsa mematung sesaat setelah itu langsung masuk kedalam ruangan yang dari dulu ingin ia temui.

Wanita itu masuk lalu diam mematung menatap kursi besar yang membelakangi nya, Gus Adzhar diam sembari menatap keluar dimana jendela besar terletak disana hingga gedung gedung mewah terlihat menawan.

Selsa dengan ragu menghampiri kursi besar itu, detak jantung nya terlompat begitu cepat. Perempuan itu berjalan dengan menautkan jari jarinya dibawah perut.

"Keluar." kata penuh penegasan tanpa rasa bersalah menusuk gendang telinga Selsa. Gadis itu diam, perlahan air mata mengucur tanpa aba aba.

"Ak-aku minta maaf." Selsa menunduk putus asa.

"Saya bilang. Keluar."

Selsa menggeleng lalu berjalan berdiri tepat didepan Gus Adzhar. Gus Adzhar berdecak lalu mengalihkan atensi nya. Gus Adzhar lagsung membalikan kursinya jadi menghadapi meja.

GUS ADZHAR [END] Tahap RevisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang