Mata bundar yang tak lagi bercahaya itu terbuka perlahan, pria yang tengah kehilangan arah ini berharap semua ini hanya mimpi. Mimpi dimana ketika terbangun ia akan melihat presensi lisa seperti biasa.
Melihat wanita yang sudah meruntuhkan gunung es di dalam dirinya sedang tersenyum kepadanya, jungkook memejamkan matanya yang di sertai liquid basah meluruh ke samping.
"Sayang.. plis.. ini s-sakit sekali rasanya" jungkook meremas dadanya sendiri "ku mohon, aku mencoba bersabar menunggumu"
"Pulang, s-sayang.."
Hampir dua jam lebih jungkook tergeletak di atas kramik dingin yang semakin menusuk tubuhnya, hingga ia mencoba bangkit dengan susah payah.
Namun, seketika pening melanda kepalanya. Kakinya lemas seketika. Tubuhnya terhuyung ke samping, ia mencoba meraih pegangan ujung sofa untuk menompang tubunnya yang melemah.
Sakit, sakit bukan main bagian kepalanya. Serta degub jantungnya berdetak lebih cepat di luar batas orang normal. Nafasnya tersengal hebat, tidak. Ini tidak boleh seperti ini, jungkook tidak boleh selemah ini.
Ia mencoba bangkit meskipun dengan tergopoh, bahkan. Sepatu pemberian lisa saja belum di lepasnya, ia berjalan dengan terus memegang tembok atau sesuatu yang bisa menompang tubuhnya. Hingga ia sampai ke kamarnya, dengan cepat jungkook meraih laci di bawah wastafel kamar mandinya.
Pandangannya yang buram itu ia coba untuk fokus, fokus mencari obat untuk bisa meredakan rasa sakitnya. Ketemu, ia mengambil botol itu namun sayang tangannya yang gemetar sampai membuat pil-pil itu berhamburan.
"Arrrghhhhh" jungkook memegang kepalanya yang terasa semakin sakit, ia tak kuat. Sungguh, tapi ia tak boleh berhenti sampai di sini saja. Bayang-bayang wajah lisa terus berputar di dalam otaknya
Jungkook merangkak, mencoba mengambil pil-pil yang berserakan. Tak menghitung lebih dulu, ia langsung menelan pil itu dengan susah payah. Sekali lagi, ia tak akan menyerah. Ia masih pantas bersama lisa, lisa tidak boleh pergi.
Tangisnya pecah begitu saja. dada bidang yang selalu lisa kecup setiap malam kini ia pukul beberapa kali, sekeras mungkin.
BUGH
BUGH
BUGH
"AARRGGGHHHH !!"
"Tidak segampang itu sayang, hiks.. plis.. tuhan, j-jangan begini" terbata-bata ia mencoba berucap walaupun terdengar lirih
Saat ini, entah kemana lagi jungkook harus mencari lisa. Bahkan ia sudah menghampiri rumah nancy, boby dan terakhir kost an lisa yang dulu.
"Maaf tuan, lisa sudah lama keluar dari kost an saya. Sejak itu, lisa tidak pernah kembali lagi. Bahkan, tempat nya dulu sudah di isi orang baru"
Memejamkan mata, air mata itu luruh lagi mengenai pipinya. Entah sudah berapa banyak air mata yang keluar dari kelopak matanya yang jelas jungkook sungguh merasa sakit, teramat sakit.
Mencoba tersenyum, jungkook mengangguk "t-terimakasih bibi, tapi tolong.. jika se andainya anda bertemu dengan lisa.. tolong beritahu saya" ucap jungkook seraya memberikan kartu namanya yang di terima baik oleh bibi kost itu
"Baik tuan, nanti jika saya bertemu dengan lisa akan saya sampaikan pada anda"
Jungkook mengangguk "terimakasih bibi" ucapnya. namun saat ia sudah berbalik dan ingin melangkah keluar, bibi itu memanggilnya kembali
"Tunggu tuan"
Jungkook menoleh "iya ?"
"Maaf kalau boleh tau, anda siapa nya anak manis itu ?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Finding | ✔️
RomanceDi zaman modern seperti sekarang ini bukankah sangat mudah untuk mencari pasangan ? Kendati perempuan yang bernama lalisa kim ini belum pernah menjalin suatu hubungan serius. Entah terkena kutukan atau apa dia juga tak mengerti yang jelas hubunganny...