Chapter 11

55 3 0
                                    

Pura-pura mengacuhkan Arfan, Layla menyibukkan diri dengan menata masakan yang sudah matang di atas meja, sambil bersidekap Arfan memerhatikan gerak-geriknya hingga Layla merasa gerah.

"Kamu kurang kerjaan ya liatin aku kayak gitu? Mandi sana! Habis itu kita makan, aku udah laper gara-gara cewek tadi kamu sampai lupa nggak ngajak aku makan, dasar kejam!" Protes Layla melirik Arfan sekilas lalu mengambil jus yang sudah dibuat, mengisinya dengan es batu.

"Masih setengah 5, kita makan dulu, aku juga lapar, lagian aku udah nggak tahan ingin melahap makanan istriku tercinta," balas Arfan sambil mengerlingkan mata genit. Layla tak merespon ucapan Arfan, ia ambil dua piring untuk Arfan dan dirinya lalu menuangkan nasi ke dalam piring suaminya seperti biasa.

"Makasih Sayang," ucap Arfan saat Layla menyodorkan piring yang berisi nasi untuknya. Arfan sangat bersemangat menyantap masakan Layla, Arfan akui masakan Layla sama enaknya dengan masakan mamanya. Namun tidak dengan Layla yang hanya memakan sayuran dan nasi sedikit, tentu saja ia sedang tidak berselera makan.

"Enak ya?" Tanya Layla saat Arfan bercendawa setelah melahap habis makanan di atas meja.

"Banget," balas Arfan singkat sambil kedua tangan mengelus perutnya yang kekenyangan.

"Malam ini aku harus fitness, sejak tinggal bersamamu aku jadi banyak makan," gumam Arfan lalu meneguk orange jus yang tersisa di gelasnya.

"Entar jam 7 temenin aku fitness ya? Deket kok, ada di lantai 5, kamu juga sekalian klo mau biar badan kamu nggak kerempeng gitu!" Lanjut Arfan sambil membereskan piring dan gelas sisa makanannya lalu membawa ke wastafel.

"Sudah sana pergi, biar aku aja yang beresin," usir Layla tanpa menanggapi omongan Arfan sambil mendorong tubuhnya menjauh dari wastafel. Arfan menurut lalu duduk kembali di pantry menemani Layla yang sedang mencuci peralatan makan. Tiba-tiba Arfan berdiri lalu berjalan menuju kitchen set untuk mengambil sesuatu.

Layla terperanjat saat tiba-tiba tubuh bagian belakangnya terasa hangat lalu sebuah tangan memegang rambutnya, mengumpulkan dan mengikatnya dengan tali karet.

"Makasih," ucap Layla singkat, hatinya menghangat dengan perilaku Arfan yang selalu berhasil membuat jantungnya berdetak kencang.

"Sama-sama," bisik Arfan di telinga Layla yang seketika membuat tubuhnya meremang. Namun ia berusaha mengontrol dirinya. Setelah mengucapkan terima kasih Arfan pergi ke kamarnya sedangkan Layla menghentikan kegiatannya lalu duduk di kursi, kakinya tiba-tiba lemah seperti jeli.

***

Arfan berhasil membujuk Layla untuk menemaninya fitness meskipun sebelum berangkat tadi banyak drama yang dilakukan gadis itu untuk menolak ajakannya, akan tetapi semuanya gagal, bukan Arfan namanya kalau tidak memenangkan keinginanannya. Layla sendiri mulai berusaha menjaga jarak dengan Arfan karena jika terlalu sering berduaan bukan tidak mungkin dirinya akan benar-benar jatuh cinta, ia takut kecewa dan terluka kembali seperti dulu.

Layla menunggu Arfan sambil bersantai di sofa yang tersedia, mengecek sosial media miliknya yang ternyata banyak notifikasi masuk. Tidak terasa hampir sejam Layla berkutat dengan ponselnya hingga tiba-tiba seorang pria duduk di sebelahnya berhasil mengusik ketenangannya.

"Sama siapa kamu di sini La?" Tanya laki-laki itu yang seketika menghentikan aktivitas Layla pada ponselnya.

"Kak Leo, kakak fitness di sini juga?" Layla balik bertanya dengan ekspresi terkejut ditambah melihat tubuh atletis Leo yang hanya memakai kaos tipis melekat di tubuhnya.

"Serius amat sampai dari tadi aku perhatiin nggak tau," jawab Leo sambil menatap Layla dengan tersenyum.

"Kamu makin cantik," puji Leo yang seketika membuat Layla salah tingkah, wajahnya seketika memerah.

Contract Marriage (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang