Chapter 23

37 4 0
                                    

Mata Arfan seketika terbelalak saat melihat Layla dengan santainya melepaskan baju terusannya lalu meletakkan sembarangan. Kini Layla hanya memakai pakaian dalam lalu menarik tangan Arfan yang masing mematung di tempat berjalan menuju kolam renang.

"Kamu niat menggodaku atau gimana Honey?" Bisik Arfan sambil menggendong tubuh Layla memasuki kolam renang. Layla hanya tergelak lalu sengaja menggoda Arfan dengan mamainkan ujung jarinya ke dada telanjang Arfan dengan tersenyum menggoda.

"Kenapa nggak? Kamu kan suamiku, jadi wajib hukumnya aku godain kamu," goda Layla semakin gencar, ia curi kecupan singkat di bibir Arfan yang membuat pria itu mengerang keras.

"Baiklah, sepertinya akan asyik klo kita main di sini," bisik Arfan saat tubuh mereka sudah mulai memasuki kolam renang.

Arfan merasakan tubuh Layla menegang dengan kedua tangan memeluk lehernya dengan kencang. Layla panik dengan mata terpejam. Arfan tahu Layla tadi sengaja menggoda dirinya demi mengalihkan ketakutannya sendiri. Perlahan Arfan melepaskan kedua kaki Layla agar berdiri sendiri dalam air. Namun ia tetap memeluk tubuh Layla agar tidak sampai terlepas darinya.

Syutt ... Goda Arfan sambil menjentikkan air ke wajah Layla. Perlahan Layla membuka mata lalu seketika kembali memeluk tubuh Arfan dengan panik.

"Honey, tenanglah aku di sini," bisik Arfan dengan tersenyum geli, gadis penentang yang biasanya tak mau kalah kini nyalinya beringsut hanya karena berada dalam kolam renang.

"Ayolah Honey," panggil Arfan lalu menahan belakang kepala Layla dengan lembut, ia lumat bibir Layla yang tampak memucat agar merasa lebih rileks.

Merasakan Layla tak juga meresponnya Arfan segera mengurungkan niat, ia tidak ingin memaksakan Layla sekarang, mungkin nanti dengan perlahan Arfan akan mencoba menyembuhkan rasa trauma Layla dengan cara lain.

"Baiklah lain kali saja kita bercinta di sini," gumam Arfan sambil membawa tubuh Layla menepi.

Kini mereka duduk berdampingan di tepi kolam sambil kedua kaki mereka berkecipak di dalam air kolam. Deg ... Jantung Arfan tiba-tiba berdetak cepat saat melihat bekas luka di bahu Layla, perlahan dengan tangan bergetar ia sentuh bekas luka memanjang itu.

"Ini pasti sakit sekali ya?" Tanya Arfan lirih. Pandangannya masih fokus menatap bekas luka tersebut dan jelas sekali itu luka tidak hanya sekali tetapi beberapa kali mendapatkan tindakan operasi.

"Ya begitulah Fan, seharusnya aku melakukan operasi sekali lagi untuk mengambil platina itu setahun yang lalu, tapi aku masih takut jika harus tidur di meja operasi lagi," jawab Layla dengan santai, selagi ia merasa nyaman dengan keadaan tubuhnya ia tidak akan menjalani operasi, itulah salah satu alasannya takut berenang. Layla sebenarnya yakin jika kemampuan berenangnya masih bagus.

Masih dengan tangan bergetar Arfan memeluk tubuh Layla. Banyak pertanyaan bersarang di otaknya, Arfan hanya berharap gadis yang ia tabrak dulu bukanlah Layla, istrinya. Namun tiba-tiba ia teringat pesan whatshapp Dion 2 minggu yang lalu setelah acara makan malam bersama di rumahnya.

***

Pukul 5 sore Arfan dan Layla sengaja datang lebih awal ke rumah orang tuanya. Seketika hati Arfan membuncah saat melihat kedua orang tuanya sedang duduk di taman samping rumah dengan mesra, Andre ayahnya memeluk bahu Liana yang sedang memberi makan ikan-ikan koi kesayangannya. Dengan menggandeng tangan Layla Arfan menghampiri kedua orang tuanya.

"Assalamu'alaikum ..," ucap Arfan yang seketika membuat Andre dan Liana menoleh bersamaan.

"Wa'alaikumsalam .... Arfan!" panggil Liana dengan mata berkaca-kaca. Liana sangat merindukan putra kecil yang dulu ia timang kini sudah menjelma menjadi pria dewasa dan kepala rumah tangga. Liana rindu dengan putra bungsunya yang selalu bermanja-manja dengannya.

Contract Marriage (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang