"Gimana klo kita batalkan aja perjanjian itu?" Tawar Arfan setelah Layla melepaskan ciumannya dengan napas terengah.
Layla membuang pandangan ke arah samping untuk menutupi rona pipinya yang terasa panas. Hal gila yang ia lakukan baru saja di luar kendalinya, ia merutuki dirinya sendiri dalam hati karena terbawa suasana dan tentu saja membuatnya malu setengah mati menatap Arfan. Belum lagi dirinya harus mereda detak jantungnya yang seakan menggedor-gedor ingin ke luar dari rongganya.
Arfan terdiam saat Layla mengacuhkan dirinya, Arfan bingung harus berkata apa lagi, ciuman Layla sungguh membuatnya menjadi orang bodoh seketika, jika untuk bilang cinta, jelas itu tidak mungkin karena Arfan sendiri belum yakin dengan perasaannya pada Layla, ia masih butuh waktu.
Senyuman Arfan merekah seketika saat tiba-tiba teringat undangan makan malam bersama Vika, mungkin ini kesempatannya untuk menguji perasaannya.
"La, entar malam ikut aku makan malam bersama Vika ya?" Ajak Arfan sambil melirik Layla yang masih menatap ke luar kaca.
"Layla?" Panggil Arfan mengulanginya karena Layla tak juga perespon.
"What? Kamu mau aku jadi obat nyamuk gitu?" Protes Layla tak terima.
"Maksud kamu apa La?" Tanya Arfan tak mengerti.
"Kamu pasti ada hubungan spesial dengan Vika kan? Aku nggak bodoh Fan, aku bisa lihat cara kamu natap Vika saat kita bertemu waktu itu," terang Layla dengan tersenyum untuk menutupi rasa nyeri yang tiba-tiba menghimpit dadanya.
"Itu nggak seperti yang kamu lihat," elak Arfan. Arfan bingung harus memulai dari mana, tanpa pikir panjang Arfan langsung menghentikan mobilnya masuk ke dalam area parkir sebuah butik mewah, butik langganan mamanya.
"Nanti kita bicara di apartemen," ucap Arfan lagi setelah memarkirkan mobilnya, ia tatap Layla sebentar sebelum turun dari mobil.
Klek ... "Ayo turun!" Perintah Arfan setelah membukakan pintu mobil untuk Layla. Tak sabar karena Layla masih bergeming dari tempatnya Arfan menarik paksa tangannya masuk ke dalam butik.
Layla menarik napas panjang lalu menghembuskan perlahan, mencoba menetralkan perasaannya, Layla sadar dirinya tidak berhak cemburu.
"Ok, kamu mau aku gimana?" Sahut Layla menatap Arfan dengan ekspresi yang tak bisa diartikan.
Arfan lalu memanggil pelayan butik untuk memilihkan gaun yang cocok untuk Layla. Pelayan butik tersebut mengajak Layla ke ruang ganti untuk mencoba baju yang sudah dipilih oleh Arfan. Arfan mengikuti Layla dan pelayan butik tersebut ke arah ruang ganti karena gadis itu harus tampil sempurna malam ini.
Layla ke luar dengan gaun berwarna cream, terdapat sedikit aksen di bagian dadanya. Arfan berdecak kagum melihat Layla terlihat cantik dan anggun dengan gaun tersebut.
"Ganti," ucap Arfan semenit kemudian karena menurutnya gaun tersebut terlalu menonjolkan lekuk tubuh Layla dan dirinya tidak rela jika body seksi Layla dinikmati pria lain.
Berikutnya Layla ke luar dengan gaun berwarna merah maroon dengan gasper di perutnya yang semakin menonjolkan tubuh ramping Layla. Arfan langsung menggeleng tanda tak setuju, Layla kesal lalu kembali masuk dalam bilik untuk berganti dengan gaun yang lain, hingga gaun ke lima Arfan masih saja tidak merasa cocok hingga membuat Layla menggeram kesal.
"Sekali lagi nggak cocok, kamu berangkat sendiri saja!" protes Layla sambil menghentakkan kaki ke atas lantai dengan keras lalu kembali ke dalam bilik.
Layla ke luar dari bilik mengenakan gaun berwarna hitam polos, di bagian pinggang sebelah kiri terdapat tali yang menghubungkan kain atau layer di sebelahnya dengan ujung talinya terdapat batuan swarovski. Mata Arfan tak berkedip menatap Layla yang berdiri bak bintang model catt walk. Dalam hati Arfan akui semua gaun yang dikenakan Layla begitu pas di tubuh proposionalnya, tapi entah mengapa Arfan belum juga srek dengan semua gaun yang sudah dicoba hingga pilihannya jatuh pada gaun hitam tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Contract Marriage (End)
RomanceLOVE SERIES #2 Blurb Layla Rahmawati tak menyangka jika jalan hidupnya akan serumit ini, ayahnya kena PHK lalu diputuskan pacar, dan sekarang ia dilema antara menerima atau menolak tawaran yang menggiurkan dari bosnya Arfan Alfarizi, ia hanya cukup...