Chapter 21

49 4 0
                                    

Semalaman Layla tidak bisa memejamkan mata karena kegelisahan yang mendera menunggu hari berganti, hari setelah 3 hari dirinya tidak menyambangi kampus karena skandal foto syurnya, ia belum siap dengan tatapan menghakimi teman-temannya dan kali ini tidak hanya teman satu fakultas, tetapi sejagad kampus yang akan dihadapinya.

"Sarapannya dihabiskan dulu!" ucap Arfan saat melihat Layla hanya memainkan makanan di hadapannya karena tidak berselera. Layla menatap Arfan dengan senyuman tak bersemangat.

Layla memperhatikan Arfan yang tengah berjalan mendekatinya sambil merapikan rambut, seandainya mood-nya sedang baik pastilah Layla memilih di rumah saja, ia tidak rela jika suaminya menjadi bahan tontonan para gadis di kampus. Ia paham betul bagaimana isi otak para perempuan pengagum pria tampan seperti mereka karena dirinya sendiri adalah salah satunya. Namun sejak jatuh cinta pada Arfan bagi Layla tidak ada lagi pria yang lebih tampan dari suaminya.

"Kamu nggak ngantor?" Tanya Layla dengan alis bertaut karena tak biasanya Arfan berpenampilan santai saat pergi ke kantor, apalagi ini Arfan hanya memakai celana Jean balel biru dan kaos putih yang mencetak tubuh atletisnya, Layla sungguh tidak rela bila Arfan akan menjadi pusat perhatian para mahasiswi di kampusnya.

"Aku tunggu sampai urusan kamu selesai di kampus lalu kita kencan," balas Arfan santai lalu mengecup bibir Layla sekilas.

Layla tersenyum dengan mata berbinar, baru kali ini Arfan mengajaknya berkencan. Dan tentu saja berkencan adalah salah satu cara alternatif untuk meredam masalahnya yang mungkin saja nanti berakhir runyam.

Arfan menatap penampilan Layla saat berdiri mengambil tas ranselnya. Senyum Arfan mengembang, Layla terlihat seksi dengan celana jeans biru, manset putih lalu di dobel dengan cardigan bermotif kotak-kotak berwarna navy. Arfan akui dengan tubuh proposionalnya pakaian apapun akan terlihat cantik bila melekat di tubuh Layla.

"Ayo berangkat!" ajak Arfan saat melihat Layla akan protes saat dirinya ketahuan memperhatikan dengan detail.

Setelah mengambil hoodie dan kunci mobilnya Arfan merangkul bahu Layla ke luar apartemen. Sepanjang melangkahkan kakinya menuju parkiran apartemen Arfan mencoba mendefinisikan perasaannya pada Layla. Namun ia tak juga menemukan, yang ia tahu hanya ingin selalu bersama gadis berlesung pipi yang sekarang dalam rangkulannya.

***

Sejak mobil model jeep mewah Arfan memasuki pelataran kampus hingga berhenti tepat di depan gedung fakultas ekonomi, semua pasang mata sudah memperhatikan mereka. Sejak tadi kedua tangan Layla pun sudah saling meremas karena gugup, Arfan menatap Layla sambil menggenggam tangannya, berusaha menyalurkan kekuatan pada Layla untuk menghadapi masalah yang tengah membelitnya.

"Ayo La, tenanglah semua akan baik-baik saja, kamu nggak perlu peduli dengan tatapan sinis orang lain, ada aku yang selalu berada di sampingmu," ucap Arfan menatap manik mata Layla dengan lembut, Layla menganggukkan kepala lalu membuka pintu mobil sambil mengucap basmallah.

Apa yang ditakutkan Layla terjadi, semua pasang mata yang berada di sana menatap mereka berdua. Layla menghembuskan napas beratnya lalu pamit pada Arfan sebelum menuju kantor dosen walinya.

"Jangan genit-genit, awas ya klo macem-macem sama cewek lain!" ancam Layla sambil berbisik karena melihat para mahasiswi yang kini menatap Arfan dengan tatapan tak terbaca, tepatnya terpesona. Kegugupan Layla berubah menjadi rasa cemburu saat Arfan menanggapi seorang mahasiswi yang menyapanya dengan senyuman.

"Nggaklah Honey, I Love you full pokoknya," balas Arfan lalu membelai puncak kepala Layla dengan mesra tanpa mempedulikan di sekelilingnya, seketika pipi Layla merona sambil mencubit perut Arfan, ia pun melenggang pergi meninggalkan Arfan yang tergelak.

Contract Marriage (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang