Chapter 38

71 0 0
                                    

Layla mengikuti Ujian Akhir Semester (UAS) susulan di kampus tanpa hambatan. Semua berjalan sesuai dengan jadwal dari dosen pengampu mata kuliah masing-masing. Dan semester 6 berakhir dengan pencapaian nilai IP (Indeks Prestasi) 3,6 beriringan dengan IP Aisyah, sahahat karib plus merangkap menjadi kakak iparnya.

Liburan semester Layla habiskan dengan belajar memasak bersama mama mertuanya, resep-resep masakan dan jajanan terbaru nusantara dan mancanegara mereka coba untuk mempraktikkan bersama. Arfan pun kini tidak pernah lembur hingga larut malam di kantor, jika pun ada pekerjaan yang memang mendesak untuk segera diselesaikan ia serahkan kepada asisten pribadinya Jefri, dan di hari Minggu ia habiskan full bersama keluarga di rumah atau sekadar jalan-jalan bersama Layla. Mencicipi resep baru menjadi hal yang selalu Arfan nantikan setiap harinya, karena hampir semua hasil masakan percobaan istrinya tidak pernah mengecewakan.

Akhirnya rencana memasak bersama para sahabat Layla bisa terealisasi. Aisyah bersama Ardan dan Baby Azka datang paling awal lalu disusul Aira dan adik-adik Layla turut meramaikan acara memasak bersama tersebut.

Andre yang sedang sibuk berkutat menyiapkan alat pemanggang ikan di taman samping memanggil para pria untuk membantunya. Arfan segera mengambil ikan segar yang sudah dibersihkan oleh Bi Ana dari dalam kulkas saat papanya memanggil.

"Nay nitip Baby Azka ya," ucap Ardan sembari menunjuk ke arah Baby Azka yang sedang berlarian.

"Iya Mas, siap!" balas Nayla lalu mengejar Baby Azka yang berlari ke arah dapur.

Ardan dan Ridho bergabung bersama Andre dan Arfan yang sedang menyalakan api untuk membakar ikan.

"Mantapp Mas," teriak Ridho dengan mengangkat ekor ikan gurame jumbo yang akan mereka bakar.

Liana dan Layla bagian mengolah daging rendang, lalapan, dan sambal. Tak lupa Liana juga membuat olahan oseng-oseng pedas kesukaan mereka sedangkan Aisyah mendapat bagian membuat minuman dan mengupas buah bersama Nayla, tugas yang menurut sebagian orang paling ringan. Namun ternyata paling ribet dan rempong karena ulah Baby Azka, bahan pembuatan es seperti gula, sirup, irisan buah, dan air tercecer di mana-mana.

"Ya ampun Sayang," ucap Aisyah dengan syok saat melihat pakaian Baby Azka basah dengan campuran air dan sirup. Wajah innocent Baby Azka saat menoleh menatap Aisyah membuatnya tertawa keras. Ardan yang mendengar suara keras istrinya segera berlari ke sumber suara, khawatir terjadi sesuatu pada putranya yang aktif itu.

Tak lama suara tawa menggema di dapur saat melihat tingkah lucu nan menggemaskan Baby Azka, melihat tawa semua orang balita itu turut terkikik  yang semakin membuat mereka tertawa lepas hingga kedua sudut mata mereka berair.

"Pinternya anak Ayah," ucap Ardan lalu mengangkat tubuh Baby Azka yang basah, membawanya ke kamar mandi lalu membersihkan dan mengganti pakaiannya.

Tak lama hasil ikan bakar para pria sudah matang dan siap di eksekusi, para perempuan ke luar dari dapur dengan kedua tangan membawa menu pelengkapnya. Kini mereka semua menikmati makanan bersama di gazebo dengan semilir angin yang menemani.

Tanpa mereka sadari Baby Azka sedang bereksplorasi masuk ke dalam kolam ikan koi kesayangan Liana. Balita itu mengejar ikan-ikan dengan antusias, mencoba menangkap dengan mangkuk berbahan plastik yang dibawa dari dapur.

"Ya Allah, Ardan lihat tuh anak kamu, aduh ... Kasihan kan ikan-ikan Mama," teriak Liana dengan cemas saat melihat Baby Azka sedang asyik bermain dalam kolam bersama ikan-ikan koi kesayangannya. Semua orang mengalihkan perhatian ke arah Baby Azka lalu tertawa bersama.

"Ambil Nak, sini kakek bakarin sekalian," goda Andre yang seketika mendapat tatapan tajam dari Liana.

"Ini Kek." Baby Azka menunjukkan ikan koi kecil yang berhasil ditangkap dengan ekspresi wajah polosnya.

Contract Marriage (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang