2|| Menggemaskan ||

58 21 12
                                    

"Gak usah ikut-ikut gue! Kita gak kenal."

Travina mencibir dan mendorong badan lelaki itu yang cukup tinggi dari dirinya.

"Kenal," celetuknya dengan jutek tapi masih saja mengikuti langkah kaki gadis itu dengan santai.

"Ishh gue udah bilang jangan ikutin gue!" pekik Travina menghentakkan kakinya dengan kesal. Menoleh ke lelaki itu menatap tajam matanya. Tapi lelaki itu tersenyum tipis.

"Dengar gak?!" geramnya dengan mata melotot sempurna. Menghela napasnya lelah.

Tapi Gareth hanya diam sambil merangkul pundaknya. "Apaan sih lo! Kenapa ngerangkul gue segala hah?! Gak malu di liat orang?" balasnya dengan nada ketus.

"Gak, kan lo milik gue."

"Sejak kapan gue milik lo!? Gak ada niatan gue deket sama lo, apalagi pacaran sama orang aneh kayak lo," omel Travina mencoba melepaskan rangkulan walaupun tidak bakal bisa, tenaganya tidak sebanding dengan lelaki itu.

Padahal di sana banyak anak SMA Capella, dan dia murid baru di sana. Rasanya tidak mungkin melakukan hal memalukan seperti sekarang.

"LEPASIN GUE!" pekiknya, semua orang melirik tapi tidak ada satupun ingin membantunya.

"Tolongin gue," lirih Travina memelas kepada seseorang yang lewat.

Tapi tatapan mereka tidak menghiraukan, Travina mendengus kesal, baru jadi anak baru. Malah jadi sasaran orang aneh sepertinya.

"Dengar gak sih lo?"

"Gak, kalo lo bacot terus. Lo bakal gue cium di sini," ancam Gareth membuat Travina kicep. Tidak ada suara yang di keluarkan oleh gadis itu selain mengikuti langkah kaki yang beriringan dengannya.

Selain suasana yang panas, Travina juga resah dengan tingkah laku Gareth yang menyebalkan. Dia tidak bisa melepaskan semudah itu rangkulannya. Di atas rooftop sekolah mereka berada, Travina saja tidak mengerti kenapa lelaki itu membawanya ke sana.

"Duduk," pintanya. Travina menuruti kemauan Gareth.

Langkah kaki Gareth tidak berhenti menuju tempat pinggiran rooftop, Travina melihatnya ingin mencegah hal yang aneh terjadi.

"LO MAU NGAPAIN HAH?! MAU MATI LO!" teriak Travina tremor, ia tidak bisa kendalikan emosinya karena lelaki itu benar-benar membuatnya naik darah.

"APAAN SIH LO! JANGAN BUAT GUE JADI TERSANGKA ANJING," umpatnya mencoba mendekati Gareth.

Lelaki itu menoleh kebelakang melihat gadis cantik itu tengah takut jika dia terjun kebawah.

"Berhenti lo di situ," perintahnya. Tapi tidak di hiraukan Gareth, melainkan Gareth hanya memberi senyum menyeringai.

"GAK! GAK! JANGAN ANEH DEH LO!"

"Kenapa lo khawatir?" balas Gareth santai tanpa ekspresi.

Travina berdecak kesal.

"DIEM GAK LO! JANGAN BUAT GUE GINI." Ia menghela napasnya mencoba tenang, walaupun sebenarnya takut.

"Gue mau mati," lirihnya melirik gadis itu.

Travina mendelik. "Jangan gila lo! Mau lo apa hah?! Ajak gue ke sini, mau liat lo mati doang?" balas Travina prustasi dengan tingkah Gareth meresahkan.

Gareth menggeleng tersenyum penuh arti. "Mau liat gue mati?" tanyanya lagi.

"GAK! JANGAN!" Gareth sudah hampir mendekati batas dari pinggiran, Travina mengusap wajahnya kasar.

"Lo punya dua pilihan."

Cinta Aku Dan Kamu Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang