15|| Hari Pernikahan ||

23 8 3
                                    

Sudah 2 hari berlalu, sekarang hari ini di mana akan menentukan semuanya. Setelah di lewati mereka berdua di saat itu juga Gareth tidak sama sekali mengizinkan kekasihnya untuk bersekolah. Memang egois, tapi dia melakukan ini inisiatif takut kalo pacarnya bakal kabur untuk meninggalkan dirinya jadi dia harus menjalankan ini, biarkan dunia mengatakan dirinya egois. Tapi itu benar adanya, kini mereka duduk berdua di taman belakang. Tempat paling mereka sering kunjungi, bahkan kadang mengajak Adik kecilnya untuk bermain-main bersama.

Sebenarnya hari ini, hari pernikahan mereka di laksanakan nanti malam, jadi mereka sepakat untuk berduaan hingga waktu itu tiba. Kedua orang tuanya tidak keberatan soal itu, kalo di tanya seharusnya di lakukan pagi hari. Hanya lelaki itu tidak setuju, dia harus bersekolah tapi egoisnya kalo Travina tidak boleh bersekolah.

"Gue deg-degan," gumamnya membayangkan semua yang terjadi. Di mana dia akan menjadi Istri seseorang yang baru pertama dia temui.

"Jangan khawatir sayang," sahut Gareth mendengar gumaman gadisnya.

Travina menoleh sesaat terlihat pahatan wajah tegas sang calon Suami.

"Tapi gue gak bilang sama sahabat gue, masa di sembunyiin."

Gareth mendengar itu terkekeh pelan, dia tidak mungkin menuruti kemauan gadisnya untuk memberi tau keduanya. Itu membuat semua memperkeruh suasana, bisa tersebar luas kalo ada orang lain tau.

"Itu hal yang bodoh sayang, kamu mau mereka tau dan menyebarkan semua hal tentang kita? Kamu mau di kira orang, hamil di luar nikah?" Travina termenung mendengar penjelasan Gareth, benar juga. Kalo dia lakukan itu membuatnya mencemari nama baik sendiri.

Dia menoleh, sedikit kesal tapi Travina tidak boleh gegabah sekarang. "Tapi mereka sahabat gue," cicitnya menunduk tidak bisa berkata-kata lagi kalo sudah seperti ini.

"Aku tau, tapi kamu harus berpikir soal kedepannya. Kamu tidak mungkin mau mereka mengira kita aneh-aneh atau lebih parahnya kita akan mendapatkan masalah lebih banyak dari ini semua, jangan bodoh untuk mengambil keputusan yang tepat."

"Gue bingung harus berkata apa lagi, tapi karena ini kemauan lo. Oke, gue bakal turuti untuk menyembunyikan ini semua, biarin mereka tidak mengetahui hubungan kita," balas Travina mengangkat kepalanya menatap lelaki itu yang tersenyum manis di atas perumputan.

Mereka emang dari tadi berbaring untuk menikmati suasana yang nyaman, tapi Travina sadari selalu gelisah soal pernikahan ini.

"Tapi gue takut."

"Jangan takut, aku ada di sini buat nemenin kamu. Duniaku ada di kamu sayang," timpalnya memutar tubuhnya ke samping menarik tubuh Travina untuk lebih dekat.

Gareth dengan gemas menciumi pipi Travina, dia bahkan membayangkan hidup berdua dengan gadis itu.

Suara yang mengalun indah dalam telinganya, Travina mengangguk mantap. Dia seakan menatap ketulusan dari lelaki itu.

"Aku gak biarin kamu sedih kayak dulu, bahkan aku gak bakal biarin Papimu melakukan hal buruk setelah kita sudah menikah sayang," bisik Gareth membuat tubuh Travina tegang. Hal apa yang di ketahui lelaki itu?

Memang aneh lelaki di sampingnya, tidak bisa dia tebak semudah itu.

Seketika Travina menoleh, melihat wajah mereka saling bertatapan. Tingkah Gareth memang aneh, tapi Travina benar-benar di buat bingung karena semua perkataan seolah-olah dia tau tentang dirinya.

"Kamu tentang aku?"

Gareth tersenyum, lalu mengatakan, "Semua tentang kamu. Aku mengetahuinya. Kamu spesial bagiku, gak akan kubiarkan terjadi sesuatu pada kamu, cantik," ujarnya lembut sembari memeluk erat gadisnya geli dengan perkataan Gareth.

Cinta Aku Dan Kamu Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang