Tepat hari ini di mana gadis itu bersekolah, bahkan lelaki yang bersamanya sekarang sangat posesif. Dia tidak mau kalo Istrinya pergi sendiri untuk sekarang dia melarangnya tapi harus dengannya kalo bisa selalu bersama.
"Dengerin aku, jangan pergi sendiri. Ini perintah, aku Suami kamu jadi harus nurut," paksanya dengan nada datar. Gadis itu menunduk memberengut, salahkah dia pergi ke sekolah sendirian?
Apa kata orang tentang dirinya. Huh!
"Ta-tapi kan, aku peng-"
Gareth mendekati gadisnya, tanpa perkataan langsung mencekal tangan Travina untuk memasuki mobilnya. Dia selalu menaiki motor selama ini, baru sekarang memakainya untuk menjauhi pandangan buruk jika ada orang melihat paha mulus Istrinya.
"Turuti aku sekarang, kalo gak. Kita akan buat ikan dalam sana," titah Gareth melepaskan cengkalan tangannya.
"Iya aku nurut," putusnya pasrah. Travina juga tidak bisa menghindari semuanya yang terjadi, dia harus menuruti kemauannya tanpa menolak.
Dasar lelaki egois!
Setelah perdebatan mereka lakukan, Gareth melajukan mobilnya dengan kecepatan standar. Tidak mau ambil resiko, untung mereka mau bangun pagi. Jadi tidak ada salah jika nanti akan datangnya tidak ada orang, ini hal yang di lakukan Gareth menghindari pertanyaan yang tidak bermutu.
Di perjalanan tidak ada suara keluar dari mulut keduanya, perihal barusan mereka saling bertatapan tidak mau mengalah. Travina memang diam untuk sekarang biar masalah tidak membesar, dia tau sifat Gareth sama halnya dengan Abram. Bedanya, Gareth tidak main tangan kalo Abram sebaliknya. Hanya itu perbedaannya, selebihnya sama semua.
Di karangan sekolah, terutama Gareth dan Travina. Mereka terkejut bukan main, di kira mereka tidak akan ada orang ternyata sudah ada duduk santai di parkiran. Saat mereka masuk, semua menatap mobil yang tidak pernah ada di sekolah mereka.
Hanya beberapa menggunakan mobil, Gareth tidak peduli memarkirkan mobilnya di jajaran sana.
Gareth keluar menampilkan wajah yang datar, dulu sebelum ada Travina dia sering menggunakan motor Scoopy di sekolah, beda kalo di luar menggunakannya motor besarnya.
"Eh, itu sih anak aneh bukan sih?"
"Gue gak tau kalo dia anak orang kaya, woy."
"Lo yang waktu itu bilang dia miskinkan."
"Gue juga kaget bangsat."
Dengan santainya Gareth membukakan pintu di sebelahnya, menyambut tangan seseorang. Di saat itu juga, semua menatap heran. Gadis yang selalu di cari ternyata ada bersama Gareth?
"EH ANJIR ANAK PEMILIK SEKOLAH," pekik salah satu siswa di sana.
Tidak ada yang menyangka dengan semua yang terjadi, tapi Gareth terkekeh bisa bersama kekasihnya.
Travina gelagapan karena bisikan orang-orang di sana dengan bangganya berusaha maju untuk menjadi pusat perhatian mencoba menghilangkan rasa gugupnya. Setelah itu menggandeng tangan Gareth.
"Vina, lo kemana aja sih. Kita berdua khawatir sama lo!"
"Lo argh, ngeselin banget sih. Gue dengar-dengar pagi tadi di suruh datang untuk penyambutan, gue kira apaan ternyata lo," ujar Dyas mentoyor Travina merasakan sakit di kepalanya, tanpa peduli ringisan sahabatnya.
"Lo ngapain ke sini?" tanya Naghira masih melirik mereka berdua secara bergantian.
"Sekolahlah, masa gue naik gunung," sahutnya menatap sinis wajah Naghira menyengir kuda.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Aku Dan Kamu
Teen FictionGareth Balfi Ellovejer adalah anak yang di bilang aneh, bahkan banyak yang membullynya. Saat pertemuannya dengan Travina tidak berjalan mulus. Tapi dengan pintarnya Gareth meluluhkan seorang gadis yang galak sepertinya. Travina menarik napasnya dal...