"ABANG," pekiknya langsung memeluk Gareth yang tiba-tiba datang turun dari tangga.
Tapi Charlie sang Adik, mencibirnya dari belakang, sungguh drama apalagi ini yang akan terjadi pikir Travina. Adik kedua Gareth memang banyak drama, belum lagi dia akan membuat Gareth kesal setengah mati.
Beda dengan Issyah selalu bermanja ria dengan Gareth, dia tidak akan menganggu Abangnya kalo sudah berduaan dengan Travina.
"Bucin terus, sampe lupa kalo udah siang dih," sindirnya dengan nada mengejek. Charlie emang selalu menguji kesabaran keduanya.
"Apaan sih! Gue tabok juga lo!"
"Aduh Kakak Ipar, galak amat sih astaga. Takut nih Charlie," ucapnya dengan wajah ketakutan di buat-buat. Travina menghentakkan kakinya kesal, pengen sekali dia menendang Charlie jauh-jauh dari hadapannya.
"Lo jangan nyari masalah."
Gareth dengan cekatan menggendong Issyah, tapi gadis kecil itu mengecup pipi Abangnya.
"Abang jangan marah ya, biarin aja Bang Charlie di marahin Kakak Peri," sahutnya mengelus kepala Gareth yang sedikit berantakan.
"Satu nih bocah, ngikut-ngikut aja lo!"
"Heh! Jangan marahin Issyah ya, gak boleh. Lo kayak gitu, lawan gue dulu," sentaknya melototi Charlie. Lelaki itu terkekeh pelan, lalu menggodanya dengan senyuman manis.
"Kakak Ipar tidak boleh seperti itu, nanti di culik pocong entar hahaha," jawab Charlie. Gadis itu merinding, bersedekap mengelus tangannya.
Gareth menatap tajam ke arah Charlie, sejujurnya hanya candaan tapi beda dengan lelaki itu selalu membawanya ke arah serius.
"Aduh tatapannya atut, nanti mata lo keluar Bang."
"Ishh, lo ngeselin banget sih! Ello takut." Travina langsung mendekati Gareth memeluknya dari belakang pinggang lelaki itu.
Charlie melihatnya ingin muntah, kenapa tingkah Abangnya sekarang memuakkan.
"Njir, gila gue lama-lama. Dulu aja jauh-jauh sama cewek, sekarang lengket banget sama Kakak Ipar."
Travina berdecak kesal, memutar matanya malas. Gareth berusaha menenangkannya walaupun harus memegang Issyah sekalipun dalam gendongan.
"Kakak Peri jangan takut, nanti pocongnya ke kamar Bang Charlie kok."
Charlie mendengus kesal. "Gak bakal pocongnya ke kamar gue."
"Nanti malam liat aja," balas Gareth dengan datar. Charlie mendengarnya meneguk salivanya.
Dreghh dreghh
Lelaki itu merasakan getaran dalam sakunya pun merogoh sakunya, terlihat tampilan nomor yang dia kenal.
"Issyah, turun dulu ya. Abang ada urusan sebentar," ucapnya melihat wajah Issyah yang cemberut kepadanya.
"Iya Abang." Issyah menuruti walau hatinya tidak ingin.
Dia pun menurunkan Issyah perlahan, beda dengan orang di belakangnya tidak peduli apa yang terjadi tetap memeluknya dengan erat.
Lelaki itu mengelus tangan gadisnya. Lalu, melepaskan secara perlahan, dia pun berbalik menatap nanar Travina yang merecutkan bibirnya kesal.
Cup
Gareth mengecup keningnya. "Gue ada urusan bentar aja, tunggu gue ya sayang, phm?" Gareth langsung melongos pergi, tanpa mendengar perkataan Travina terlebih dulu.
Charlie tertawa melihat wajah kesal Travina, menggoda adalah hal menyenangkan bagi Charlie.
"Kasihan ya di tinggal Abang." Charlie berlari kicir meninggalkan kedua gadis itu dengan perasaan senang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Aku Dan Kamu
Teen FictionGareth Balfi Ellovejer adalah anak yang di bilang aneh, bahkan banyak yang membullynya. Saat pertemuannya dengan Travina tidak berjalan mulus. Tapi dengan pintarnya Gareth meluluhkan seorang gadis yang galak sepertinya. Travina menarik napasnya dal...