21|| Penculikan 2 ||

16 6 0
                                    

BRAKK

Setelah 3 kali dobrakan, baru terbuka dengan kencang pintu tersebut. Belum lagi terlihat seorang gadis di ikat menyilang, wajah yang lebam keungu-unguan. Di tambah tangannya penuh sayatan kecil, Gareth dengan cepat menghampiri gadisnya. Matanya tidak bisa lepas dari Travina yang pingsan, tidak ada orang di sana. Tertinggal hanyalah gadis itu, lebih kagetnya adalah gambar beberapa orang yang di coret dengan tinta merah.

Arbian tampak bingung melihat coretan itu, Gareth dengan cepat melepaskan ikatan tali itu dan menggotong tubuh mungilnya dari sana.

"Gue pergi," pamit Gareth.

Dyas dan Naghira menyusul Gareth dari belakang, beda keempat lelaki itu masih melihat keanehan ruang. Khusus Jajak mencari sesuatu yang mengganjal, lebih anehnya setelah di cari seluruh ruangan tidak ada orang satupun yang berada di ruangan karaoke itu. Hanya ada beberapa foto mereka yang mengikuti karaoke.

Terutama Vina sudah di coret menyilang, ini seperti ada sesuatu merencanakan hal buruk.

"Lo yakin ada yang gak suka kita?"

Arbian menggedikkan bahunya, "Nih gue juga bingung ada foto Dyas," ujarnya menatap lekat foto kekasihnya.

"Belum lagi nih foto Vina di coret menyilang, gue sampe kaget ada foto beberapa teman sekolah woy," seru Jajak yang antusias, Gareth termasuk ada di dalam foto itu.

Belum lagi Naghira, Qefla, Tito dan Om Abram. Mereka mengenali orang-orang itu, tapi di buat heran hanya Vina di coret menyilang. Apa yang terjadi?

"Keknya pasti ada yang gak suka mereka, atau ada hal buruk yang akan terjadi?"

"Entahlah rumit banget," sahut Zevra pusing apalagi Gareth barusan hilang kendali.

"Gue rasa ada yang mau balas dendam."

Arbian menaikkan sebelah alisnya, apa benar semua ini adalah balas dendam? Ini terlalu banyak teka-teki. Bahkan, setelah kejadian beberapa waktu lalu saat Gareth sendiripun, lelaki itu pernah mengalami hampir di tabrak sebuah motor. Arbian akui, kalo Gareth hanya menceritakan itu kepadanya.

Dari raut wajah ketiga lelaki itu tidak beda halnya dengan Arbian, helaan napas berat tidak bisa dia pungkiri. Ini terlalu banyak masalah yang harus di hadapi.

"Gak usah bahas ini, kita harus ke Rumah Sakit. Nanti gue telepon Gareth," ucap Arbian di angguki mereka semua.

Mereka beriringan untuk keluar dari sana untuk mencari keberadaan Gareth dan tiga gadis itu.

°Baby Ello°

Rumah Sakit

Mereka tiba setelah beberapa menit dalam perjalanan, Gareth meneriaki semua orang di sana termasuk Dokter. Entah apa yang terjadi, tapi Gareth tidak bisa khawatir kalo tentang Travina. Dia akan melakukan apapun demi kesayangannya.

"PERAWAT, DOKTER! ARHHH!" teriaknya prustasi, menabrak beberapa orang yang melewatinya.

Tidak peduli kalo kata orang, Gareth gila ataupun aneh. Tapi yang dia pikirkan hanyalah gadisnya. Terlihat dari wajah yang pucat, lebam di seluruh tubuh. Gareth tidak tega melihatnya, dia dengan cekatan mencari-cari perawat di sana.

Hingga akhirnya ada beberapa perawat menghampiri Gareth membawa sebuah brankar. Gareth panik, dia pun menaruh pelan tubuh mungil gadisnya. Gareth ikut mendorong brankar itu. Tapi di saat sampai di ruangan UGD, Gareth di larang masuk. Dia sangat pasrah, menangis nahan sakit di dadanya.

Walaupun laki-laki, Gareth punya hati untuk menangis, baru pertama kali Gareth menangis untuk seseorang.

Gadis yang sudah membuat sejauh-jauhnya dalam cinta. Dia gadis yang sangat berbeda bagi Gareth.

Cinta Aku Dan Kamu Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang