"Eh Naghira di mana weh? Kok gak keliatan," pekiknya melihat-lihat di ruangan kelas. Hanya beberapa orang di sana padahal sudah hampir masuk bel.
Travina duduk berdua sekarang dengan Dyas, beda halnya dengan gadis itu tersenyum riang bernyanyi tanpa beban. Seolah di jalani sekarang ada sesuatu yang menyemangatinya.
"Eh-eh-eh-eh, Bang Jono," nyanyinya sekarang berdiri di atas meja Travina menganga tidak percaya.
Gadis itu pun ikut naik ke meja, menari-nari seperti topeng monyet. "Kenapa kau tak pulang-pulang?"
"ASEKK ASOYY," teriak beberapa anak laki-laki.
Dyas pun mengangkat tangannya hingga mereka berdua goyang ngebor. "Pamitnya pergi cari uang," sahutnya memutar pinggul di atas meja.
"Tapi kini malah menghilang," pekik semua orang. Dih, malah bernyanyi ria.
"DEK VINA, ABANG TUH JATUH CINTA DEK!"
"GILA TUH ORANG, ANAK PEMILIK SEKOLAH KELAKUANNYA, BEHH."
"Tuh goyangannya asoy banget gila, gak rugi gue sekelas sama mereka pada gak ada akhlak."
Bahkan banyak berkomentar negatif maupun positif. Tapi tidak di ambil pusing, dan melanjutkan goyangan mereka. Ada beberapa lain memukul meja untuk memulai sebuah nada.
"Eh-eh-eh-eh, Bang Jono." Dengan sengaja melompati meja sebelahnya, ada anak laki-laki mendekat menyawerkan uang.
Travina mendapatkan uang mengambilnya tanpa beban. "Duit, duit mana awas lo pada jadiin utang," ujarnya melototi satu-persatu.
"Gak elah, nih duit."
"BAIK BANGET LO VEN," pekiknya senang dan lanjut bernyanyi lagi.
"Ternyata cuma keluyuran." Dyas tertawa, menghentakkan kakinya dengan senada.
Dari luar jendela ada memotret mereka, tidak ada menyadarinya. Travina tersenyum dan mencubit anak laki-laki yang jelas ingin membuatnya terjatuh dari atas meja.
"AWAS LO YA TAI! SINI GAK LO!"
"Woy, anjing lo tuh minta di geplak!"
"WEHH, WEHHH ADA SINGA WOY GALAK BENER," teriak Caca yang cantik di balik kacamatanya.
"Vina, kalo gini siapa sih yang mau sama lo?" tanya sewot Zevi melirik sinis gadis itu tengah berdiri tepat di depannya.
"Lo dong pastinya. Gue nih cantik lo aja pasti klepek-klepek sama gue," balasnya dengan bangga terlalu pd tepatnya.
"Ck, gue gak pernah suka sama lo."
"Masa? Tuh telinga lo kenapa merah? Tahan salting ya?" godanya dengan tawa terbahak-bahak.
Zevi merasa di goda langsung mencoba mendatarkan wajahnya, harus cool dong demi semua orang tidak mengetahui hal memalukan ini.
"Dih, gue gak bakal suka sama lo. Liat tuh muka lo aja pengen gue remes."
"HEH LO YA! BERANI BANGET SAMA GUE," pekik Travina langsung menatap lekat mata elang Zevi yang sangat indah apalagi berwarna cokelat terang.
Zevi mencibir.
"Iyalah, ngapain takut sama boncel."
"Sok tinggi banget lo, hus huss. Males gue berantem sama lo! Dahlah mau cari Naghira dulu, lo itu gak penting sih ngapain juga gue harus capek-capek ribut sama lo," ucapnya langsung melongos pergi menarik tangan Dyas yang masih berdiri di meja.
Dyas dengan kesal mentoyor kepala Travina, tapi gadis itu terkekeh pelan. Walaupun lumayan sakit.
°Baby Ello°
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Aku Dan Kamu
Teen FictionGareth Balfi Ellovejer adalah anak yang di bilang aneh, bahkan banyak yang membullynya. Saat pertemuannya dengan Travina tidak berjalan mulus. Tapi dengan pintarnya Gareth meluluhkan seorang gadis yang galak sepertinya. Travina menarik napasnya dal...