"Ngeselin banget sih, untung aja gak ketauan. Awas aja ketauan lo." Menahan emosinya yang meluap, setelahnya mengalihkan pandangannya.
Lelaki itu langsung menghadap gadisnya yang merajuk karena ulahnya sendiri, tapi ada yang mengganjal dari perkataan gadisnya itu.
Cup
Gadis itu membeku karena ulah Gareth, tapi si empu tidak sama sekali merasa bersalah. Pasalnya, ini di kelas Gareth bahkan banyak orang memperhatikan mereka berdua. Pekikan di dalam kelas tanpa Gareth memedulikan itu semua.
Travina menelan salivanya susah payah, dia malu dan menunduk. Sedangkan, semua orang di sana ada yang merekam kejadian tersebut.
"ISHH NGESELIN TAU!"
"Hukuman untuk kamu udah pake lo gue, inget janji kamu waktu itu."
Dia pun menggigit bibir bawahnya melupakan hal yang Travina ucapkan saat di rumah, Gareth yang sadar mengelus pipinya yang basah karena keringat.
"Kalo bucin keknya di tempat lain aja deh."
"Cium segala, bibirnya dower ya kan."
"Gue yakin kalo Travina di guna-guna."
"Tapi di lihat-lihat Gareth ganteng juga ya."
Banyak komentar yang tidak sedap di dengar oleh Gareth, lelaki itu dengan kekehan kecil tidak peduli tanggapan orang-orang. Tanpa segan-segan memeluk Travina yang tengah gelagapan.
"Tenang sayang, gak usah dengerin orang ngibah. Gak baik buat kamu."
"Tapi kan, mereka itu ngomongin ki—"
"Huss, anggap aja setan," sindir Gareth menyeringai. Ada beberapa orang mendekati mereka.
Sungguh pemandangan gila! Gareth yang tak tau malu jika sedang ada di sekolah, apa mereka kita tidak mendengar perkataan Gareth barusan? Banyak yang kesal, bahkan ingin sekali membuang Gareth dari kelas mereka.
"Apa lo bilang barusan?" tanya ketua kelas—Farid, jujur dia muak dengan lelaki aneh itu.
"Anggap aja setan." Gareth mendongak, menatap tajam lelaki itu yang sedang membalas tatapannya.
"Lo kira, setelah udah dapatin anak pemilik sekolah. Lo seenaknya di sini? Bebas dari Tito? Lo itu sama aja dengan kapas, di butuhkan lalu di buang. Jadi jangan sok-sokan di sini, gak ada yang suka sama lo termasuk gue." Tidak hanya dia, memang hampir satu sekolah tidak ada menyukainya, Gareth tidak tau alasannya.
Gareth menyeringai, "Gue peduli?" Semua orang melongo dengan jawaban Gareth yang ambigu. "Selama ini gue juga cuma diam atas apa kalian lakukan, atau gue harus ngeluarin cara gue untuk lawan kalian?"
Senyum Gareth merekah, tidak dengan Travina masih betah di peluk oleh Gareth. Dia pun memang tidak ada urusan dengan teman sekelas Gareth, biarkan lelaki itu menyelesaikannya.
BRAKKK
Farid si ketua kelas menggebrak mejanya, semua orang di ruangan terkejut dengan tindakan Farid. Sifat Farid yang tenang, cuek dengan sekitar berubah seperti harimau yang ingin melahap makanan. Perlahan Gareth melepaskan pelukan itu.
Dengan cepat berdiri menarik kerah baju Farid, tidak ada perlawanan sekarang. Hanya tatapan tajam yang saling beradu, belum lagi pekikan orang-orang dalam kelas.
"Gue gak pernah ada urusan sama lo, jadi jangan nyari masalah sama gue," ucap Gareth dingin masih memepetkan badan mereka.
Farid tersenyum miring. "Lo udah keterlaluan ngelakuin hal gila Gareth." Selain tidak mau ngalah, Farid seolah kesal dengan Gareth seenaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Aku Dan Kamu
Teen FictionGareth Balfi Ellovejer adalah anak yang di bilang aneh, bahkan banyak yang membullynya. Saat pertemuannya dengan Travina tidak berjalan mulus. Tapi dengan pintarnya Gareth meluluhkan seorang gadis yang galak sepertinya. Travina menarik napasnya dal...