11|| Para Cogan ||

25 9 0
                                    

Di depan gerbang sekolah, Gareth menatap gerbang di kunci rapat. Dia pun melongos pergi ke belakang untuk menaiki pagar sekolah, tanpa rasa bersalah. Gareth langsung meloncat ke pagar, untungnya dia tinggi jadi mudah untuk menggapainya.

Gareth duduk di atas sana, melihat sekeliling untuk memastikan keadaan bila aman. Dia pun turun terjun santai, hingga meluncur dengan tepat sasaran. Tidak ada yang terluka, bahkan wajahnya terlihat datar. Seolah apa yang Gareth lakukan, tidak merugikan dirinya.

"Stop kamu Gareth." Terdengar suara berat laki-laki dari belakang, Gareth menoleh dengan santai. Dia bukannya kabur, melainkan menghampiri lelaki paruh baya tersebut.

"Mau jadi anak bandel ya kamu? Saya kenal siapa kamu Gareth, kamu anak baik-baik kenapa sekarang jadi seperti ini?" ujar Pak Bima guru BK, tapi lelaki itu hanya diam tidak menyahut ucapan Pak Bima.

"Ikut saya kelapangan, kamu harus di hukum."

Gareth mengangguk, dan mengikuti langkah Pak Bima tidak membantah sekalipun. Dia mengakui salahnya, tidak mungkin Gareth keluar dari apa yang di lakukan dirinya.

Sejelek-jelek apapun di anggap orang lain, dia akan tetap melakukan hukuman jika terbukti salah.

Di lapangan banyak orang bermain basket lebih tepatnya jam olahraga, beda dengan Gareth tetap datar memperhatikan semua yang di depannya.

Mereka semua menatap jijik ke arah lelaki itu, bodo amat pikir Gareth. So, mereka bukan tandingannya. Dia pun hormat ke tiang bendera, banyak mencibir dirinya. Bahkan ada yang menyenggol Gareth, bukannya membalas tapi dia memberikan tatapan menusuk.

"Aduh masih aja sekolah di sini ya."

"Gue aja heran, kenapa anak pemilik sekolah bisa pacaran sama orang aneh kayak dia."

"Etshh, apalagi dia orang gak berada."

"Gue yakin sih, dia tuh gak ada apa-apanya sama Tito."

"Gue lagi idamanin Kak Algan njir. Udah ganteng, anak geng motor. Cuma ada kekurangannya, dia udah punya pacar."

"Dih, bahas pacar orang lo!"

"Bodo amat, wlek."

"Dah sih, kita kesana aja. Entar di marahi Pak Bima."

Orang-orang yang menjulid pun masuk ke dalam kelas, takut kalo Pak Bima akan menghukum mereka juga. Gareth mendengus pelan, cuaca makin panas.

Tenggorokannya sudah kering, tapi tidak ada yang peduli. Tiba-tiba datang empat lelaki yang berdiri di sampingnya. Dengan heran, Gareth menoleh secara bergantian. Mereka semua ikutan hormat, anehnya setelah itu. Mereka jadi sorotan orang-orang di SMA Capella.

"Wahh ada ketua OSIS woy, bukan nunjukin hal baik malah ikutan."

"Paling ganteng sih Kak Zetra, cool habis."

"Kak Arbian mau aja ya sama Dyas, mana tuh bocah baru kelas 1."

Banyak komentar dari mereka yang menjulid, sedangkan Zevra yang kesal menatap sinis mereka di ikuti Jajak.

Yap, hanya mereka tidak di akui orang-orang, tapi sebenarnya banyak yang menyukai mereka berdua. Lebih tepatnya, para gadis bersembunyi untuk menyukai dua lelaki itu.

"Kalian ngapain ikutin gue?" Gareth menyorot tajam mereka satu-persatu.

"Kita kan 5F Crocodile, jadi setia dong walaupun lo kena hukum. Kita bisa bareng ikutan nih, sekalian bolos aww," ujar Jajak tapi di tabok Arbian, lelaki itu meringis menahan sakit yang tidak terlalu.

Cinta Aku Dan Kamu Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang