"AAAAA MAU PULANG," rengeknya dengan bibirnya mencuat kedepan belum lagi menghentakkan kakinya. "PULANG POKOKNYA PULANG!"
Lelaki itu menghela napasnya jelas sangat lelah. Tapi dia harus sabar dengan sifat Travina yang kadang manja maupun merengek kayak anak kecil.
"Kamu masih sakit."
"Gak loh, aku udah sehat nih liat aja," ucapnya menggerakkan badan maupun pinggul bergoyang ngebor.
Bukannya menggemaskan Gareth menahan tawa. Travina sangat berbeda dengan gadis lainnya.
"Goyang terus," godanya dengan senyum kecil Travina menatap datar Gareth yang malah menggodanya.
"Ngeselin tau!" ambeknya menggerutu kesal Travina membalikan badannya sembari melipat kedua tangannya di dada.
"Anak kecil gak boleh ngambek."
"Biarin aja, kamu nyebelin," jawab Travina dengan nada kesalnya.
"Kalo masih ngambek yaudah."
Travina memutar poros badannya menatap tajam Gareth. "KOK GAK BUJUK SIH?!"
"Terus maunya gimana?"
"BUJUK KEK!" teriaknya prustasi Gareth yang tidak peka hanya bisa melongo.
"Iya maaf sayang, aku gak paham soalnya," lirihnya mendekati Travina lalu memeluknya erat.
"Yaudah, nanti kita pulang bentar lagi gimana?" Gareth mengelus lembut punggung gadisnya.
Travina merekah mengurai pelukan menatap wajah Gareth tersenyum senang dan memeluknya kembali.
"Benaran, 'kan?"
Dengan wajah terlukis senyuman lembut, dan mengangguk mengiyakan perkataan Travina.
Gadis itu berdiri melepaskan pelukannya, hingga meloncat-loncat kegirangan karena bisa pulang segera mungkin.
"Tapi ada syaratnya."
Seketika Travina diam melirik Gareth yang tersenyum simpul.
"Kita buat Baby-Baby manis," kata Gareth terkekeh pelan. "Dan kita bakal ada banyak anak," ucapnya dengan enteng.
Tubuh Travina meremang mendengar ucapan Gareth, rasanya ingin menendang pantatnya Gareth itu.
Enak saja bilang buat anak banyak!
"Dih, gak ya," tolaknya merucutkan bibir ke bawah.
"Yaudah."
"Tapi pulang ya," ujar Travina di beri anggukan kepala oleh Gareth. Untung dia masih berbaik kalo tidak, Gareth tidak akan biarkan Travina lepas dari genggamannya.
°Baby Ello°
Kini mereka di rumah, duduk santai di pinggir ranjang. Sebenarnya gadis itu ingin keluar untuk menemui Adik kecil Suaminya, jelas karena dari tadi pulang anak itu selalu merajuk mengajak Travina untuk bermain. Tapi sang pelaku melarang Istrinya untuk menemani Adiknya itu. Jelas anak kecil itu merengek menangis Gareth pun tidak peduli.
Dia juga mau bermanja ria dengan Istrinya, cih. Gareth tidak akan membagi kalo dia lagi mau berdua jadi Issyah merajuk meminta untuk di carikan cacing oleh Charlie.
Lelaki itu menolak mentah-mentah membuatnya menangis sejadi-jadinya, Charlie pun menuruti kemauan Adik ketiganya itu.
Travina berdiri menatap pemandangan di balik jendelanya, Gareth tersenyum lembut menghampiri sang Istri memeluknya dari belakang. Jelas Travina langsung mengetahui itu tangan siapa dia menoleh melihat si pelaku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Aku Dan Kamu
Fiksi RemajaGareth Balfi Ellovejer adalah anak yang di bilang aneh, bahkan banyak yang membullynya. Saat pertemuannya dengan Travina tidak berjalan mulus. Tapi dengan pintarnya Gareth meluluhkan seorang gadis yang galak sepertinya. Travina menarik napasnya dal...