18|| Ketemu Orang Lama ||

14 7 0
                                    

Gareth dan Travina, mereka duduk di atas balkon menatap bintang-bintang malam. Sekali-kali Travina terkekeh geli karena Gareth cemburu jika berdekatan dengan Zevi.

Jelas lelaki itu mengajak Travina ke kantin istirahat kedua tanpa memberitahu Gareth dahulu, di saat berpapasan tatapan tajam beralih ke Zevi yang seketika menyeringai. Bahkan kalo di ingat-ingat. Gareth langsung memukul berkali-kali lelaki itu tanpa ampun.

BRUKKK

"Bangsat! Itu siapa woy yang berantem," pekik salah satu siswi memperhatikan seseorang berkelahi.

Bahkan bibirnya mengalir darah segar, Travina terkaget apa yang di lakukan Gareth kepada Zevi yang malang itu.

"Gak usah deketin punya gue!" Mendorong kerah bajunya hingga mentok ke dinding. Gareth melayangkan pukulan di pipinya hingga membiru.

BUGHHH

"ANJING LO! LAIN KALI KETAUAN LAGI SAMA PACAR GUE, HABIS LO!"

"Ello jangan kasar gak boleh," ujarnya lembut menarik lengan kekasihnya untuk tidak membuat keributan.

"Selama ini gue diam, kalian selalu bully gue hingga sampai saat ini. Gue gak akan biarin siapapun dapatin punya gue, awas lo pada! Dengerin gue, lo semua kalo ada masalah dengan pacar gue! Berurusan dengan Gareth Balfi Ellovejer, detik ini gue bukan seorang pecundang di mata kalian. Fuck," ucapnya berapi-api. Memberikan telunjuk tengah kepada semua orang memperhatikan aksinya.

Tidak ada satupun yang menghalangi jalan Gareth maupun Travina, kalo di ingat-ingat. Cara Gareth ini berlebihan, tapi bisa membuat semua orang patuh kepadany.

"Awas bangsat!" Gareth menghempaskan orang yang menghadangnya, tanpa peduli kata orang-orang tentang dirinya.

Untuk apa cari perhatian, jika dia sudah di anggap tidak baik. Jadi Gareth akan melakukan apa yang di maksud orang-orang terhadap dirinya.

Gareth menoleh menampilkan senyum mengerikan sembari menggandeng Travina.

"Lo semua ada yang melawan sama gue, habis lo di tangan gue."

Tidak ada yang menyahut, Travina tertawa dan menjulurkan lidahnya kepada orang di kantin tanpa kecuali. Tingkah Gareth mulai berani, hingga membuat semua orang kaget setengah mati. Di mana Gareth yang bodo amat dan cuek? Bahkan, sifatnya berubah drastis semenjak bersama Travina anak pemilik sekolah.

Qefla

Tanpa sadar rombongan pembully muncul, Gareth hanya tersenyum menyambut Kakak Iparnya itu. Jelas, dia harus berbaik hati dengan Qefla.

"Halo Kakak Ipar," sambut Gareth tidak ada malu, dan tersenyum amat manis menampilkan gigi putihnya.

"Maksud lo apa ya?"

"Kan calon Kakak Ipar gue dong ya, jangan lupakan Tito," titahnya terkekeh pelan, mengacak rambut gadisnya yang sangat menggemaskan.

"Ck, anak siapa sih ini? Ngeselin banget heran gue."

"Oke, gue harus catat di buku hitam ini salah satu kesalahan terbesar sok kenal, nih perasaan karet banyak banget di sini," ujar salah satu anggotanya—Cavina. Jelas kadang buku hitam itu adalah buku keramat, jadi jangan sampai ada yang masuk. Mungkin akan menjadi salah satu ancaman terburuk untuk mereka.

Gareth mendekat merangkul pundak Qefla, tangannya yang masih bergandengan dengan Travina. Tapi tingkah Gareth melewati batas, jujur Travina hanya bisa menahan tawanya. Dia emang tidak cemburu, untuk apa?

"Dia ganggu lo Vina?"

Gadis itu menggeleng, Qefla menghembus napas kasar. Mentoyor kepala Gareth dengan kuat, bukan ringisan tapi senyum yang sangat tipis.

Cinta Aku Dan Kamu Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang