𝐀𝐓𝐓𝐃𝐀 | 𝐂𝐇𝐀𝐏𝐓𝐄𝐑 𝟒

4K 208 4
                                    

- 𝕸𝖊𝖓𝖚𝖑𝖎𝖘 𝖆𝖕𝖆𝖕𝖚𝖓 𝖞𝖆𝖓𝖌 𝖆𝖐𝖚 𝖎𝖓𝖌𝖎𝖓𝖐𝖆𝖓, 𝖇𝖚𝖐𝖆𝖓 𝖞𝖆𝖓𝖌 𝖐𝖆𝖒𝖚 𝖎𝖓𝖌𝖎𝖓𝖐𝖆𝖓. -

- Happy Reading -

• ————— ♪ ————— •

Seperti ucapan nya tadi saat di sekolah. Sekarang, Fathir sudah berada di depan rumah Bara. Sahabat nya itu benar-benar akan menemani nya berjalan-jalan sore ini.

Bara keluar dari dalam rumahnya lalu berjalan menuju garasi. Cowok itu mengeluarkan motornya dan menuju ke arah Fathir.

"Motor lo dah kelar di perbaiki kah, Bar?" tanya Fathir.

Bara mengangguk lalu menaiki motornya. "Udah, tadi baru aja dianter." jawab Bara santai.

"Yoklah, jalan." lanjut Bara lalu menyalakan mesin motor sport nya.

"Yok!"

Fathir dan Bara kemudian menjalankan motor mereka meninggalkan kompleks perumahan Bara. Kedua cowok itu mengendarai motor nya membelah jalanan kota sore ini.

Beberapa menit kemudian. Mereka berdua sampai di sebuah taman kota yang sangat ramai. Banyak sekali pengunjung dan pedagang di sana.

Fathir menatap binar ke arah berbagai macam jenis makanan yang di jual di sana. Setelah memarkirkan motor mereka. Kedua cowok itu pun melangkahkan kaki mereka masuk ke dalam area taman.

Baru saja masuk ke dalam taman. Fathir sudah menuju ke arah seorang pedagang batagor yang berada tak jauh dari tempat mereka.

Bara mendengus kesal. "Njir, gue di tinggalin." ucap Bara lalu berjalan menyusul Fathir.

"Lo mau beli ini juga nggak, Bar?" tanya Fathir saat Bara sudah berada di sebelah nya.

Bara mengangguk. "Boleh deh. Mang, dua porsi ya, di bungkus." ujar Bara.

Fathir duduk di bangku di ikuti oleh Bara. Fathir menatap ke sekeliling nya, banyak sekali orang di sini. Bara sendiri sibuk dengan handphone nya.

Beberapa saat kemudian, pesanan Fathir dan Bara pun selesai. "Makasih ya, mang." ucap Fathir.

Setelah membeli batagor, Fathir dan Bara kembali berkeliling mencari makanan di tempat ini. Banyak sekali pedagang di sini.

Kurang lebih selama hampir satu jam, kedua cowok itu menghabiskan waktu untuk berkeliling dan membeli jajanan yang berada di area taman.

Fathir berjalan menuju ke arah motor nya dengan tangan yang memegang beberapa kantung plastik.

"Banyak amat lo belinya, Fath." ucap Bara sembari menggelengkan kepalanya.

Fathir memandang Bara sinis. "Sadar diri anjir. Lo juga ya, lihat tangan Lo tuh." ujar Fathir seraya menunjuk ke arah tangan Bara yang memegang beberapa kantung plastik.

Bara cengengesan seraya menggaruk tengkuknya. "Lo mau langsung balik kah?" tanya Bara saat mereka sudah berada di motor mereka masing-masing.

Fathir mengangguk. "Yoi, udah mau Maghrib juga."

"Yaudah deh."

Bara dan Fathir kemudian menyalakan mesin motor mereka masing-masing dan mulai menjalankan motor itu meninggalkan area parkir taman.

Bara mengklakson motornya lalu membelokkan motor itu menuju ke jalan menuju rumahnya. Sedangkan, Fathir terus melajukan motornya. Rumah Bara dan Fathir memang melewati jalan yang berbeda.

Saat berhenti di lampu merah. Fathir tak sengaja melihat mobil kedua orangtuanya dari balik kaca helm nya.

"Itu kayak mobil Papa." gumam Fathir.

Fathir mengangkat bahunya acuh. Cowok itu lalu kembali menjalankan motor nya menuju ke arah rumah setelah lampu lalu lintas berubah menjadi hijau.

****

Sesampainya di rumah. Setelah memarkirkan motor nya di garasi. Fathir langsung berjalan masuk ke dalam rumah dengan menenteng tas plastik berisi jajanan yang tadi ia beli di taman.

"Assalamualaikum." ucap Fathir lalu kembali menutup pintu rumah.

Kaki jenjang Fathir berjalan menuju ke arah ruang keluarga. Saat sampai di sana, cowok itu menemukan Faiz yang tengah menonton tv bersama Raden.

Faiz melirik ke Fathir saat cowok itu berjalan mendekat ke arah mereka.

"Dari mana aja lo?" tanya Faiz seraya menatap ke arah adik nya itu.

Fathir duduk di sebelah Faiz. "Dari mana kek." jawab nya acuh.

Faiz mendengus. "Yang bener, Fath."

Fathir memutar bola matanya. "Gue dari taman, jalan-jalan sama cari jajanan." ujar Fathir.

"Nih." lanjutnya seraya mengangkat plastik jajanan dan menunjukkan nya ke arah Faiz.

Faiz menatap bingung. "Banyak amat lo belinya. Sanggup buat ngabisin, nggak?"

"Bisa lah."

Fathir kemudian bangkit dan menuju ke arah dapur. Sesampainya di sana. Cowok itu mulai memindahkan semua jajanan yang ia beli ke atas piring.

Faiz yang menonton tv. Menggelengkan kepalanya, melihat tingkah adiknya yang satu itu. Faiz menatap ke arah perut nya, ia melihat ke arah Raden yang sudah tertidur pulas.

Faiz kemudian menggendong Raden dan membawa bayi itu ke kamar nya. Setelah meletakkan Raden di kasur nya. Cowok itu kembali menuju ruang keluarga dan melihat Fathir sudah duduk anteng di sana seraya memakan jajanan yang tadi di beli nya.

"Bagi dong." ucap Faiz lalu mengambil risol yang terletak di atas meja.

"Ambil lah." jawab Fathir seraya memainkan handphone nya.

Faiz melihat-lihat makanan apa saja yang di beli oleh adiknya. Ada banyak sekali ternyata, mulai dari makanan berat hingga makanan ringan. Cowok itu mengambil sebuah piring berisi ayam geprek lalu memakannya seraya menonton tv.

"Oh iya, bang. Papa sama Mama kemana? Tadi kayaknya gue ada lihat mobil Papa di lampu merah." tanya Fathir.

Faiz menggeleng tak tau. "Entah, gue gak tau. Papa sama Mama tadi bilang cuman mau pergi sebentar, gue disuruh jagain Raden. Males juga gue ikut." jawab Faiz acuh seraya terus memakan ayam geprek itu.

Fathir mengangguk. Cowok itu mengambil sepiring batagor di atas meja. Kedua kakak beradik itu menikmati makanan mereka.

Fathir menatap sinis ke arah Faiz. "Gue yang beli. Kok lo yang makan, bang." ujar Fathir.

"Bodo!"

****

Tbc.

Maap gaje 🙏

Jangan lupa Vote!

- Sabtu, 18 Maret 2023

[ ✓ ] Fathir : Ada Tapi Tak Di AnggapTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang