𝐀𝐓𝐓𝐃𝐀 | 𝐂𝐇𝐀𝐏𝐓𝐄𝐑 𝟐𝟓

4K 206 25
                                    

Gw double up dahh, ikutan greget soalnya 😭

- Happy Reading -


• ————— ♪ ————— •

Hari sudah mulai malam, cahaya matahari telah hilang dan di ganti dengan sinar rembulan. Fathir terus mendorong motor nya, sudah cukup lama ia mendorong motor nya itu. Ia berniat ingin mencari bengkel yang ada di sekitar sini. Tetapi, ia tak menemukan bengkel sama sekali, jangan kan bengkel  perumahan atau pun bangunan lain saja tidak ada di sini. Jalanan ini benar-benar sepi.

"Sial banget gue kayaknya hari ini." ujar Fathir seraya menyeka peluh di dahinya. Ia lelah, sungguh.

Fathir berhenti, cowok itu memarkirkan motor nya dengan benar lalu terduduk di trotoar. Ia menatap ke sekeliling nya, di sini hanya ada pepohonan rindang. Cahaya di sini juga cukup minim, untung saja bulan bersinar dengan terang malam ini. Fathir menatap ke arah bintang-bintang di langit. Cowok itu menampilkan senyum tipis di wajahnya. Ia tidak benar-benar sendiri, setidaknya masih ada bintang-bintang dan bulan yang menemaninya malam ini.

Setelah cukup lama terdiam. Fathir akhirnya kembali bangkit dan mendorong motor nya. Fathir memakai tudung hoodie nya karena merasa kedinginan. Selain sepi, suhu di sini juga cukup sejuk.

Saat tengah mendorong motor nya. Fathir melihat cahaya lampu dari depan nya. Cowok itu menajamkan penglihatannya, di sana ada satu motor yang berjalan mendekat ke arahnya.

"Siapa tuh?"

Motor itu berhenti tepat di depan Fathir. Fathir sama sekali tak bisa melihat wajah kedua pria di depan nya ini.

"Mau ngapain lo?!" ujar Fathir saat menyadari jika kedua pria di depan nya ini bukan lah orang baik.

"Diem lo bocah! Serahin semua barang lo sekarang!" ujar salah satu pria itu.

Fathir berdecih. "Nggak akan!"

Bugh!

Satu pukulan mendarat di wajah Fathir. Cowok itu terkejut. Netra Fathir menatap tajam ke arah kedua pria itu, terutama kepada pria yang telah memukul nya tadi.

"Berani-beraninya lo!" ujar Fathir lalu membalas pukulan pria itu dengan membabi buta.

Bugh!

[ ✓ ] Fathir : Ada Tapi Tak Di AnggapTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang