- Happy Reading -
• ————— ♪ ————— •
Alarm berbunyi nyaring memecahkan keheningan di dalam kamar Fathir. Suara alarm itu berhasil membangun kan Fathir dari tidurnya, cowok itu mengerjapkan kedua matanya perlahan. Fathir menatap ke arah jam di atas nakas nya, ternyata waktu sudah menunjukkan pukul 6 pagi.
Fathir bangkit dari kasurnya dan meregang kan otot-otot tubuhnya. Cowok itu sudah merasa mendingan daripada kemarin, hari ini ia berencana ingin kembali bersekolah. Fathir berjalan menuju ke kamar mandi dengan handuk yang sudah tersampir di bahunya.
Beberapa menit menghabiskan waktu di kamar mandi. Fathir keluar dari kamar mandi dengan wajah yang sudah terlihat lebih segar dengan seragam yang sudah terpasang rapih di tubuhnya. Cowok itu berjalan keluar menuju balkon untuk menjemur handuknya. Fathir kembali melangkah masuk ke dalam kamar nya.
Fathir mulai bersiap-siap untuk berangkat ke sekolah nya. Setelah selesai memakai sepatunya, Fathir mengambil tas dan handphone nya lalu melangkah keluar dari kamar nya. Langkah kaki Fathir berjalan pelan menuruni anak tangga. Beberapa saat kemudian ia telah sampai di ruang makan, di sana sudah ada keluarga nya yang bersiap untuk sarapan.
Setelah menyapa keluarga nya. Fathir langsung duduk di kursi. Cowok itu lalu mengambil piring dan mengisi nya dengan nasi goreng yang ada di atas meja. Fathir memakan sarapannya dengan tenang dan tanpa suara, begitu juga dengan keluarga nya yang lain.
Selesai sarapan, mereka semua masih duduk di sana. Saling berbincang antar satu sama lain, berbeda dengan Fathir yang hanya diam saja di sana. Fathir hanya duduk diam di sana sembari memperhatikan ayahnya yang tengah berbincang kepada Faiz dan juga mama nya yang tengah menyuapi Raden makan.
"Gimana persiapan kamu? Udah siap buat olimpiade nanti?" tanya Abyan kepada putra sulungnya itu.
Faiz mengangguk yakin. "Udah pa, aku udah siap." jawab Faiz.
Fathir sedikit terkejut saat mengetahui jika Faiz akan kembali mengikuti olimpiade. Pantas saja kakak nya itu selama beberapa hari terakhir ini selalu saja ia liat tengah sibuk belajar.
Setelah berbincang dengan Faiz. Abyan menatap ke arah Fathir yang memainkan handphone nya.
"Fathir." panggil Abyan.
Fathir mematikan handphone nya lalu menatap ke arah Abyan.
"Kenapa, pa?"
"Kamu harus bisa ngikutin jejak Abang kamu, sering ikut olimpiade dan lomba-lomba yang bermanfaat. Jangan kebanyakan main mulu, inget kamu sekarang udah sma." jelas Abyan.
Fathir mengerutkan alis nya bingung. Kenapa ayah nya tiba-tiba saja berkata seperti itu. Tak ingin membuat masalah, Fathir hanya mengangguk saja untuk menanggapi ucapan sang ayah.
"Hm, iya pa." ucap Fathir.
"Yaudah, sekarang mending kalian berangkat ke sekolah." tutur Ratih.
Faiz dan Fathir mengangguk. Setelah berpamitan kepada kedua orang tua mereka. Fathir dan Faiz berjalan keluar dari rumah. Fathir langsung saja menuju ke garasi dan naik ke atas motor nya. Tanpa berlama-lama, Fathir langsung menjalankan motor nya meninggalkan garasi untuk menuju ke sekolah.
KAMU SEDANG MEMBACA
[ ✓ ] Fathir : Ada Tapi Tak Di Anggap
Novela Juvenil[Follow Sebelum Baca!] [New Version!] ************************* Fathir Atmajaya. Cowok yang memiliki hidup yang sempurna bagi sebagian orang, harta yang berlimpah, keluarga yang utuh dan lain sebagainya. Tetapi menurut Fathir, semua itu sama sekali...