- Happy Reading -
• ----- ♪ ----- •
"Kok gue masih belum bisa jalan ya, bang." tanya Fathir kepada Faiz yang sekarang berada di samping nya.
Kedua kakak beradik itu sekarang tengah duduk di atas kasur milik Fathir. Fathir menetap ke arah kaki kanan nya yang sampai sekarang masih di perban dan susah di gerakan. Ia sudah mencoba untuk menggerakkan kakinya itu, tapi kaki nya masih terasa sangat sakit dan sulit untuk di gerakan.
"Gak usah terlalu di pikirin, bentar lagi juga udah bisa jalan." tutur Faiz menenangkan adik nya itu.
Faiz duduk memainkan handphone nya, sedangkan Fathir sibuk memakan keripik kentang di tangan nya. Pintu kamar Fathir di buka dan mengalihkan atensi mereka berdua. Kedua cowok itu kompak menatap ke arah sang mama yang masuk seraya menggendong Raden.
"Raden sama kalian dulu ya. Mama mau masak, papa kalian belum pulang." ujar Ratih mendekat ke arah kasur Fathir dan memindahkan Raden ke atas kasur.
Wanita paruh baya itu mendekat ke arah Fathir dan Faiz lalu mengusap surai kedua putranya.
"Ma, aku masih belum bisa jalan ya?" tanya Fathir seraya menatap sayu ke arah sang mama.
Ratih tersenyum lembut. "Sabar ya, kan masih masa penyembuhan, nanti juga udah bisa jalan lagi." ujar Ratih dengan lembut.
Fathir mengangguk. "Denger tuh kata mama, gak terlalu dipikirin, udah gua bilangin juga." Faiz berucap seraya menyentil pelan kening Fathir.
Fathir berdecak saat kening nya di sentil oleh sang kakak.
"Yaudah mama ke dapur dulu, kalian berdua jagain adek nya, ya." Setelah mengucapkan itu, Ratih kemudian berjalan keluar dari kamar meninggalkan ketiga putranya di dalam kamar.
Raden merangkak pelan menuju ke arah Fathir. Bayi mungil itu menekan-nekan pelan perban yang melilit kaki kanan Fathir.
"Jangan di pencet, dek." ujar Fathir lalu menggendong Raden dan mendudukkan bayi itu di atas pahanya.
Fathir mencium pipi gembul Raden lalu menggigit nya karena meras gemas. Raden memukul wajah Fathir saat pipi nya di gigit, bayi mungil itu lalu menatap ke arah Faiz dengan mata yang berkaca-kaca.
Faiz langsung saja mengambil alih tubuh Raden.
"Stt, jangan nangis. Abang kamu yang itu emang gila, apa aja digigit ama dia." ujar Faiz menenangkan Raden yang akan menangis.
Fathir memutar bola matanya malas mendengar ucapan Faiz. Apa katanya tadi, gila?
Fathir menutup mulutnya yang terbuka karena menguap. Cowok itu kemudian merebahkan tubuhnya di kasur secara perlahan. Ia lalu memejamkan kedua matanya, perlahan cowok itu mulai terlelap.
"Fath!" panggil Faiz lalu berbalik menatap ke arah Fathir yang sudah terlelap.
"Yaelah, dah tidur aja ni anak." ucap Faiz.
Faiz lalu meletakkan Raden di samping Fathir. Bayi mungil itu sudah tidur sedari tadi saat di gendongan nya. Setelah meletakkan Raden di atas kasur dan memastikan bayi itu sudah nyaman. Faiz lalu mengambil selimut dan menyelimuti tubuh kedua adik nya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
[ ✓ ] Fathir : Ada Tapi Tak Di Anggap
Teen Fiction[Follow Sebelum Baca!] [New Version!] ************************* Fathir Atmajaya. Cowok yang memiliki hidup yang sempurna bagi sebagian orang, harta yang berlimpah, keluarga yang utuh dan lain sebagainya. Tetapi menurut Fathir, semua itu sama sekali...