𝐀𝐓𝐓𝐃𝐀 | 𝐂𝐇𝐀𝐏𝐓𝐄𝐑 𝟔

3.3K 184 8
                                    

- 𝕸𝖊𝖓𝖚𝖑𝖎𝖘 𝖆𝖕𝖆𝖕𝖚𝖓 𝖞𝖆𝖓𝖌 𝖆𝖐𝖚 𝖎𝖓𝖌𝖎𝖓𝖐𝖆𝖓, 𝖇𝖚𝖐𝖆𝖓 𝖞𝖆𝖓𝖌 𝖐𝖆𝖒𝖚 𝖎𝖓𝖌𝖎𝖓𝖐𝖆𝖓. -

- Happy Reading -

• ————— ♪ ————— •

Fathir tengah duduk santai di sofa yang berada di balkon kamarnya. Cowok itu menonton film dari laptop nya seraya memakan cemilan. Angin sepoi-sepoi berhembus di wajah tampan nya itu.

Tok .. tok .. tok

"Fathir!" ujar Faiz dari luar kamar. Cowok itu sedari tadi mengetuk pintu kamar millik Fathir, tetapi sama sekali tak di buka oleh sang empu.

"Tuh anak kemana sih?!" Faiz kemudian mencoba memegang gagang pintu lalu membukanya.

Mata Faiz terbelalak. "Anjir! Nggak di kunci ternyata." ucap Faiz lalu melangkah masuk ke dalam kamar Fathir.

Cowok itu berjalan menuju ke arah balkon kamar saat tak melihat keberadaan Fathir di sekitar kamar.

"Fath!" ucap Faiz lalu langsung duduk di sebelah Fathir.

Fathir berdecak. "Apaan sih, bang? Gangguin aja, Lo." ujar Fathir kesal.

"Temenin gue ke toko buku dong." ucap Faiz.

Fathir kembali fokus ke film nya. "Nggak deh, mager gue bang."

"Yaelah." tutur Faiz lesu. Beberapa saat kemudian, di otak nya muncul sebuah ide. Ia yakin jika Fathir tak akan menolaknya.

"Gue traktir batagor deh." lanjut Faiz seraya menaik turunkan alis nya di depan Fathir.

Fathir langsung saja menutup laptopnya. "Oke, gas!"

Faiz tersenyum senang. Cowok itu kemudian bangkit dari duduk nya.

"Oke, gue siap-siap dulu. Nanti, Lo tunggu aja di bawah." ucap Faiz lalu berjalan pergi meninggalkan Fathir.

Setelah Faiz pergi. Fathir langsung menuju ke kamar mandi dengan membawa handuk nya.

Beberapa menit kemudian. Fathir sudah rapih dengan pakaian nya. Cowok itu mengambil handphone nya lalu berjalan keluar dari kamar.

Langkah kaki Fathir berjalan pelan menuruni tangga. Sesampainya di lantai bawah, cowok itu menemukan kedua orangtuanya bersama adik nya yang tengah bersantai di ruang keluarga.

"Ma, Pa, bang Faiz mana?" tanya Fathir saat ia sudah sampai di ruang keluarga.

"Itu di luar, lagi nungguin kamu tuh." jawab Abyan.

Fathir mengangguk. "Oke Pa, Ma. Aku sama Bang Faiz izin ya, mau ke toko buku. Assalamualaikum." ujar Fathir.

"Waalaikumsalam."

Faiz tengah duduk di kursi teras rumahnya. Cowok itu berdecak kesal sembari melihat ke arah jam yang melingkar di pergelangan tangan nya.

[ ✓ ] Fathir : Ada Tapi Tak Di AnggapTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang