𝐀𝐓𝐓𝐃𝐀 | 𝐂𝐇𝐀𝐏𝐓𝐄𝐑 𝟐𝟔

4.3K 167 4
                                    

Thanks buat 10k pembaca dan 1k vote guysss 🙏🖤

- Happy Reading -

****

Seluruh keluarga Fathir terduduk di depan ruangan tempat Fathir di periksa. Mereka baru saja sampai di rumah sakit ini setelah di kabari oleh Haris tadi. Wajah Faiz terlihat sangat khawatir, begitupun dengan kedua orangtuanya. Dokter dan perawat yang memeriksa Fathir pun masih belum keluar dari ruangan.

Beberapa menit mereka menunggu. Akhirnya pintu itu di buka, seorang dokter keluar dan langsung di hampiri oleh Abyan dan keluarga nya yang lain, di tambah dengan Bara di belakang mereka.

"Bagaimana dok?" tanya Abyan.

Dokter itu tersenyum ramah. "Pasien hanya pingsan karena kelelahan. Dan luka di beberapa bagian tubuhnya itu sudah kami obati, kita hanya tinggal menunggu pasien sadar saja." jelas dokter itu.

Mereka semua bernafas lega, untung saja Fathir baik-baik saja.

"Tapi, kondisi kaki kanan pasien tidak bisa di katakan baik-baik saja. Kaki nya mengalami cidera yang cukup parah. Jadi mungkin selama beberapa minggu ke depan, pasien akan kesulitan untuk berjalan." lanjut dokter yang membuat keluarga Fathir terdiam.

"Dan pasien bisa di jenguk nanti saat telah di pindahkan ke ruangan perawatan." Setelah mengucapkan kalimat itu, sang dokter berpamitan untuk pergi dan melanjutkan pekerjaan nya.

Keluarga Fathir terdiam saat mendengar jika kaki kanan Fathir terluka parah. Bara ikut terdiam, cowok itu duduk bersandar di sebuah kursi seraya mengacak rambutnya kasar. Ghifar yang melihat Bara mengacak rambutnya itu pun berjalan mendekat. Cowok itu kemudian mengusap pelan bahu Bara.

"Tenang aja, Bar. Fathir masih bisa jalan kok." ujar Ghifar.

Bara mengangguk. Setelah cukup lama berdiam di sana. Bara akhirnya berpamitan untuk pulang karena waktu yang sudah larut malam. Ia berniat akan ke sini lagi esok hari. Setelah Bara pergi, Fathir kemudian di bawa oleh para perawat menuju ke ruangan rawat VIP.

Sebagian keluarga Fathir pulang ke kediaman milik Abyan. Mereka bergantian akan menjaga Fathir. Dan malam ini yang menjaga Fathir adalah kedua orangtuanya dan Faiz.

Faiz, Abyan dan Ratih berjalan masuk ke dalam ruangan rawat Fathir. Di dalam sana, tepat nya di atas ranjang pesakitan. Fathir tengah tertidur tenang. Ketiga manusia berbeda usia itu berjalan mendekat menuju ke ranjang pesakitan Fathir. Abyan mengusap pelan surai hitam legam milik putra nya. Lelehan liquid bening mengalir di wajah tegas pria paruh baya itu. Ia menyesal, sangat menyesal karena telah mengabaikan putra nya selama ini.

[ ✓ ] Fathir : Ada Tapi Tak Di AnggapTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang