𝐀𝐓𝐓𝐃𝐀 | 𝐂𝐇𝐀𝐏𝐓𝐄𝐑 𝟖

2.9K 171 6
                                    

- 𝕸𝖊𝖓𝖚𝖑𝖎𝖘 𝖆𝖕𝖆𝖕𝖚𝖓 𝖞𝖆𝖓𝖌 𝖆𝖐𝖚 𝖎𝖓𝖌𝖎𝖓𝖐𝖆𝖓, 𝖇𝖚𝖐𝖆𝖓 𝖞𝖆𝖓𝖌 𝖐𝖆𝖒𝖚 𝖎𝖓𝖌𝖎𝖓𝖐𝖆𝖓. -

- Happy Reading -

• ————— ♪ ————— •

Fathir terbangun dari tidurnya saat mendengar suara alarm yang berbunyi nyaring. Cowok itu mengerjapkan kedua mata nya beberapa kali.

Fathir bangkit dari tidurnya lalu berjalan menuju ke kamar mandi untuk mencuci muka. Beberapa menit kemudian, ia keluar dari kamar mandi dengan wajah yang lebih segar. Fathir melirik ke arah jam di dinding kamar nya.

Ternyata waktu sudah menunjukkan pukul lima lewat lima belas pagi. Fathir kemudian kembali masuk ke dalam kamar mandi dan mengambil wudhu dan berniat melaksanakan sholat subuh.

Sekitar sepuluh menit kemudian. Fathir sudah selesai melaksanakan sholat subuh. Sekarang, cowok itu sedang duduk termenung di balkon kamarnya seraya menyesap coklat panas yang tadi ia buat.

Angin sejuk menerpa wajah tampan Fathir. Cowok itu memejamkan matanya menikmati udara segar pagi ini. Fathir membuka matanya lalu menatap ke arah langit.

Langit masih terlihat gelap, di atas sana masih terlihat bintang dan bulan yang bersinar dengan terang. Fathir mengembangkan senyum tipis saat menatap keindahan di atas sana.

Berbeda dengan Fathir yang tengah duduk santai di balkon. Faiz sekarang tengah melangkah menuju ke arah kamar Fathir dengan rasa bersalah.

Saat sampai di depan pintu kamar milik Fathir, cowok itu sedikit ragu untuk mengetuk nya, tapi beberapa saat kemudian, Faiz mengetuk pintu tersebut.

Karena merasa tak ada balasan dari dalam sana, Faiz memilih untuk membuka pintu itu yang ternyata tak di kunci. Saat memasuki kamar Fathir, Faiz tak melihat keberadaan adik nya itu, ia hanya melihat sebuah piala dan sebuah piagam yang masih terletak di atas meja belajar milik Fathir.

"Menang lagi dia. Adek gue emang keren." ucap Faiz seraya mengusap piagam dan piala tersebut.

Mata Faiz mengedar ke seluruh penjuru kamar. Cowok itu menemukan Fathir yang tengah duduk di balkon kamarnya. Faiz melangkah pelan menuju ke arah balkon.

Fathir sedikit terkejut saat mendengar suara pintu balkon yang di buka. Cowok itu berbalik dan melihat siapa yang membuka pintu balkon. Fathir kembali membalikkan badan nya ke posisi semula saat tau siapa yang membuka pintu balkon kamarnya.

"Ngapain Lo, bang?" tanya Fathir sembari kembali menyesap coklat panas nya.

Faiz mendekat lalu duduk di sebelah Fathir. "Nggak, gue cuman mau ke sini aja." jawab Faiz.

Faiz menatap ke arah adik nya itu. Cowok itu kemudian merangkul bahu Fathir.

"Lo menang lagi ya? Selamat yak! Adek gue emang keren." ucap Faiz memberikan selamat atas kemenangan Fathir saat pertandingan kemarin.

[ ✓ ] Fathir : Ada Tapi Tak Di AnggapTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang