𝐀𝐓𝐓𝐃𝐀 | 𝐂𝐇𝐀𝐏𝐓𝐄𝐑 𝟏𝟖

2.5K 137 3
                                    

- Happy Reading -

• ----- ♪ ----- •

Sekarang, Fathir tengah duduk termenung di balkon kamar nya. Udara malam yang terasa sangat sejuk tak membuat nya bangkit dari sana. Padahal waktu sudah menunjukkan pukul dua belas malam, tetapi entah kenapa Fathir masih betah di sana.

Netra hazel milik Fathir menatap ke arah hamparan bintang yang bertaburan di atas langit. Cowok itu menghembuskan nafas nya pelan. Ia masih teringat dengan apa yang dilakukannya kemarin, apakah keputusan yang ia ambil sudah tepat.

Fathir masih betah duduk di balkon kamar nya sembari menikmati keindahan langit malam ini.

Berbeda dengan Fathir, Faiz saat ini baru saja selesai belajar untuk olimpiade besok. Cowok itu berjalan keluar dari kamar dan ingin menuju ke arah dapur. Namun, saat ia melewati pintu kamar adik nya itu. Faiz melihat lampu kamar Fathir yang masih menyala. Hal itu berhasil membuat Faiz mengerutkan alisnya bingung.

"Tuh anak belum tidur kah?" tanya Faiz penasaran.

Setelah terdiam beberapa saat. Faiz memilih untuk masuk ke dalam kamar adik nya itu. Faiz mengetuk pintu kamar Fathir beberapa kali, namun sama sekali tak ada jawaban dari dalam sana. Faiz akhirnya memilih untuk mencoba membuka pintu kamar Fathir dan mengecek ke dalam.

"Lah kagak di kunci." ucap Faiz saat ia dengan mudah membuka pintu kamar milik Fathir yang ternyata tak di kunci.

Faiz melangkah masuk ke dalam kamar milik adik nya itu dan menutup kembali pintu nya. Netra nya langsung saja terfokus ke arah sosok yang tengah terduduk di balkon kamar. Langkah kaki nya berjalan pelan menuju ke arah balkon yang pintu nya terbuka. Saat sudah sampai di sosok yang ternyata adalah adik nya itu, Faiz ikut duduk di sebelah Fathir.

"Lagi mikirin apaan? Kenapa jam segini belum tidur, dek." tanya Faiz.

Fathir sangat terkejut saat mendengar suara Faiz dan menatap ke arah sebelah nya yang ternyata sudah ada kakak nya.

"Kebiasaan, ngagetin aja lo, bang." ujar Fathir.

Cowok itu lalu kembali menatap ke arah langit. "Nggak lagi mikirin apa-apa, cuman lagi nggak bisa tidur aja." ucap Fathir membalas pertanyaan kakak nya itu.

"Ohh." Faiz mengangguk kan kepalanya.

Faiz ikut menatap ke arah langit. Cowok itu sedikit terkejut karena malam ini langit terlihat begitu indah.

"Bang, olimpiade lo, besok kan?" tanya Fathir tanpa mengalihkan perhatian nya dari atas langit.

Faiz mengangguk. "Yoi, kenapa?" jawab Faiz.

Fathir menatap ke arah Faiz yang juga menatap nya. "Good luck yak! Gue doain menang deh." tutur Fathir.

Faiz tersenyum. "Thanks."

"Kalau menang, traktir gue batagor yak!" ujar Fathir dengan sorot mata yang terlihat berbinar.

Faiz mengacak surai hitam milik Fathir seraya terkekeh. "Iya dehh, aman itu mahh. Kalau kagak menang juga tetap bakalan gue traktir." ucap Faiz seraya terus mengusap surai milik adik nya itu.

Fathir memejamkan matanya, menikmati usapan di kepalanya. Kedua kakak beradik itu sama-sama terdiam dengan pikiran mereka masing-masing. Perlahan kedua netra Fathir mulai terasa berat dan beberapa saat kemudian, cowok itu sudah terlelap dengan kepala yang bersandar pada bahu tegap milik kakak nya.

[ ✓ ] Fathir : Ada Tapi Tak Di AnggapTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang